RAFAH (Arrahmah.id) — Israel membebaskan dua sandera yang ditahan oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas di Rafah, pada Senin (11/2/2024). Namun, operasi penyelamatan itu menewaskan 67 warga Palestina.
Rafah merupakan tempat bagi sekitar 1 juta warga Palestina mengungsi usai agresi brutal Israel selama berbulan-bulan. Ini merupakan lokasi pengungsian terakhir setelah Israel menghancurkan seluruh kamp pengungsian warga.
Dilansir Ynet News (12/2), militer Israel mengatakan mereka berhasil mengeluarkan Fernando Simon Marman (60) dan Louis Hare (70). Mereka memiliki kewarganegaraan ganda, yaitu Israel dan Argentina. Keduanya merupakan bagian dari 250 orang yang ditangkap Hamas pada 7 Oktober 2022.
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan para sandera ditahan di lantai dua sebuah gedung, yang kemudian dibobol dengan bahan peledak. Mereka mengklaim terjadi baku tembak sengit dengan gedung-gedung di sekitarnya selama penggerebekan.
“Kami telah lama mengerjakan operasi ini,” kata Letkol Richard Hecht dikutip Reuters (12/2).
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan penyelamatan ini menunjukkan bahwa tekanan militer harus terus berlanjut. Ia juga mengabaikan kekhawatiran internasional mengenai rencana serangan darat di Rafah.
“Fernando dan Louis, selamat datang di rumah,” katanya sambil memberi hormat kepada pasukan Israel.
“Hanya tekanan militer yang berkelanjutan, hingga kemenangan total, yang akan menghasilkan pembebasan semua sandera kami,” imbuhnya.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 67 warga Palestina tewas dalam semalam. Jumlah tersebut mungkin bertambah seiring operasi penyelamatan yang masih terus dilakukan.
Jurnalis Reuters di lokasi kejadian melihat puing-puing yang luas di mana bangunan-bangunan, termasuk sebuah masjid, telah hancur. Israel mengatakan banyak korban tewas di pihak Palestina merupakan militan. Klaim tersebut dibantah pemerintah Palestina, yang mengatakan 70 persen yang menjadi korban adalah warga sipil.
Lebih dari empat bulan Israel menyerang Gaza, Palestina. Sebagian besar wilayah padat penduduk hancur. Sekitar 28.340 warga Palestina tewas dan 67.984 luka-luka, menurut pejabat kesehatan Gaza. Namun, korban tewas kemungkinan besar melebihi jumlah yang diumumkan lantaran banyak korban lainnya diyakini terkubur di bawah reruntuhan. (hanoum/arrahmah.id)