WASHINGTON (Arrahmah.com) – Angkatan laut AS sudah melarang penggunaan jejaring sosial semacam Facebook di jaringan komputer militer. Namun, pekan ini AL AS mempertegas larangan itu.
“Situs internet itu secara umum terbukti sebagai surga bagi penjahat terutama berisiko tinggi terjadinya kebocoran informasi,” kata jubir angkatan laut AS Letnan Craig Thomas.
“Sitsu jejaring sosial secara alamiah membuka peluang serangan, membocorkan informasi yang seharusnya tidak terjadi dan memudahkan bocornya informasi sehingga operasi dan komunikasi berisiko ditembus,” tulis korps marinir itu di situsnya.
Namun anggota tentara yang bekerja di bidang penyelidikan kriminal, hubungan dengan pers dan rekruitmen masih diperbolehkan menggunakan jejaring sosial. Tapi secara umum jejaring soial dilarang di korps marinir, kata jubir itu menegaskan.
Sementara Departemen pertahanan AS sedang mereview kebijakanya mengenai penggunaan situs jejaring sosial. Wakil menteri pertahanan William Lynn telah mengeluarkan memo meminta chief information officer Pentagon untuk meneliti manfaat dan ancaman Web 2.0.
Memo itu menyebut jejaring sosial terbukti bermanfaat untuk perekrutan, hubungan dengan pers serta berbagi dengan sesama keluarga tentara.
“Tapi seperti kemampuan internet lain, ada tantangan dalam hal implementasi dan operasional yang harus dipahami,” tulis memo itu.
Review kebijakan itu muncul setelah banyak tentara yang bergabung di jejaring sosial dengan sangat antusias. Hal itu dinilai bisa membocorkan informasi di dalam militer. (arrahmah.com)