RIYADH (Arrahmah.id) – Delegasi tingkat tinggi Suriah tiba di Arab Saudi pada Rabu (1/1/2024) dalam kunjungan luar negeri pertama oleh penguasa Islam baru negara itu sejak mereka menggulingkan Presiden Bashar al-Assad bulan lalu, kata media pemerintah.
“Delegasi resmi Suriah yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Assaad al-Shibani, Menteri Pertahanan Murhaf Abu Qasra dan kepala Badan Intelijen Umum Anas Khattab tiba di ibu kota Saudi, Riyadh,” kantor berita resmi SANA melaporkan, mengutip sumber kementerian luar negeri.
Pernyataan itu menggambarkannya sebagai “kunjungan luar negeri resmi pertama, atas undangan menteri luar negeri Saudi”.
Bulan lalu, delegasi Saudi bertemu dengan pemimpin baru Suriah Ahmad asy Syaraa di Damaskus, kata sumber yang dekat dengan pemerintah kepada AFP saat itu.
Pekan lalu, dalam wawancara dengan stasiun televisi Al Arabiya milik Arab Saudi, asy Syaraa mengatakan Arab Saudi “tentu akan memiliki peran besar dalam masa depan Suriah”, dan menunjuk pada “peluang investasi besar bagi semua negara tetangga”.
Perekonomian dan infrastruktur Suriah telah hancur akibat perang saudara selama lebih dari 13 tahun yang dimulai dengan tindakan keras brutal terhadap protes pro-demokrasi pada 2011.
Arab Saudi memutuskan hubungan dengan pemerintahan Assad pada 2012 dan mendukung oposisi Suriah yang berusaha menggulingkannya di awal perang saudara di negara itu.
Namun tahun lalu, Riyadh memulihkan hubungan dengan pemerintahan Assad dan berperan penting dalam kembalinya Suriah ke Liga Arab, serta mengakhiri isolasi regionalnya.
Arab Saudi telah menjadi pasar utama bagi captagon, obat adiktif yang permintaannya sangat tinggi di Teluk yang kaya minyak tersebut.
Narkotika sejenis amfetamin merupakan ekspor Suriah yang paling berharga di bawah pemerintahan Assad, mengubah negara tersebut menjadi salah satu negara pengedar narkoba terkemuka di dunia. (zarahamala/arrahmah.id)