KAIRO (Arrahmah.com) – Anggota delegasi Palestina di Kairo mengatakan bahwa tidak ada kesepakatan yang telah dicapai dengan pendudukan “Israel” selama pembicaraan maraton yang diselenggarakan pada Selasa (12/8/2014), kantor berita Anadolu Agency melaporkan.
Berbicara kepada Anadolu Agency beberapa saat setelah perundingan itu berakhir, yang berlangsung selama lebih dari enam jam, pemimpin Jihad Islam Khalid Al-Batsh mengatakan: “Segala sesuatunya masih prematur. Tidak ada kesepakatan yang jelas. Pentingnya peran Mesir dibutuhkan di sini. Hal ini untuk bekerja pada pencapaian tuntutan Palestina.”
Al-Batsh melanjutkan: “Delegasi Palestina membahas masalah ini melalui pembicaraan tidak langsung yang ditengahi oleh Mesir Kami tahu bahwa pembicaraan ini tidak mudah, tapi kami akan mencoba untuk mengatasi semua rintangan.”
Mengenai posisi “Israel”, ia berkata: “Posisi “Israel” masih keras kepala. Kami berharap pada orang-orang Mesir, di antaranya yang kami harapkan adalah untuk menekan pihak “Israel”. Kami menekankan terhadap pencapaian tuntutan Palestina.”
Mesir yang menjadi tuan rumah pertemuan maraton dengan delegasi Palestina dan “Israel”, mengejar waktu untuk mencapai kesepakatan sebelum akhir 72-jam gencatan senjata, yang berlangsung sampai Rabu tengah malam.
Sebuah sumber diplomatik Mesir mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa Mesir berusaha untuk mencapai kemajuan dalam pembicaraan itu dalam rangka memperpanjang gencatan senjata untuk yang ketiga kalinya.
Tuntutan Palestina dalam pembicaraan adalah: untuk mengakhiri agresi “Israel” di Gaza; mencabut blokade delapan tahun; membuka penyeberangan; memperluas zona perikanan sampai 12 mil laut; mencabut zona penyangga di perbatasan timur Gaza; melepaskan tahanan Palestina, membangun pelabuhan udara dan laut; dan merekonstruksi Gaza.
Tapi sumber dari “Israel” mengatakan bahwa tuntutan Palestina untuk membangun pelabuhan laut dan udara telah ditolak oleh “Israel”. “Tidak mungkin bagi kami untuk sepakat atas pembangunan pelabuhan laut dan bandar udara di wilayah negara ekstrimis,” kata sumber itu, mengacu pada Hamas.
Sumber “Israel” itu juga mengatakan bahwa untuk menyetujui tuntutan Palestina tersebut, Otoritas Palestina harus bersatu di Jalur Gaza, dan pelucutan kelompok perlawanan. “Ini merupakan prinsip yang tidak bisa ditawar,” kata sumber itu.
Pada tengah malam, delegasi “Israel” melakukan perjalanan ke “Israel” untuk membahas masalah ini, dan dijadwalkan untuk kembali ke Kairo pada Rabu pagi, menurut surat kabar “Israel” Yedioth Ahronoth.
(ameera/arrahmah.com)