ISLAMABAD (Arrahmah.id) – Delegasi Pakistan dan Indonesia saat ini sedang melakukan kunjungan ke “Israel” untuk mempererat hubungan, di tengah peningkatan kemungkinan normalisasi dengan negara penjajah tersebut.
Menurut sebuah laporan oleh situs berita Pakistan, ProPakistani, delegasi tersebut memulai kunjungan mereka ke “Israel” kemarin (20/9/2022) dan dipimpin oleh mantan Menteri Negara Pembangunan Manusia Pakistan, Nasim Ashraf, pria blasteran Amerika-Pakistan.
Dalam sebuah pernyataan yang diberikan kepada outlet berita, Ashraf mengatakan dia senang dan merasa terhormat untuk berpartisipasi dalam upaya mempromosikan perdamaian dan dialog antar agam. “Kontak orang-ke-orang seperti ini sangat penting untuk mengembangkan pemahaman dan keselarasan antara iman-iman agama Abrahamik yang menjadi milik kita,” tambahnya.
Delegasi tersebut – yang kabarnya sedang diberikan tur keliling “Israel” dan bahkan dijadwalkan untuk bertemu dengan Presiden “Israel”, Isaac Herzog –termasuk di dalamnya jurnalis Pakistan, Ahmed Quraishi, yang dipecat dari televisi pemerintah Pakistan pada Juni karena mengunjungi “Israel” bulan sebelumnya, anggota Dewan Pemberdayaan Wanita Muslim dan Multi-iman Amerika (AMMWEC) dan Sharaka, sebuah LSM yang didirikan untuk tujuan mempromosikan Kesepakatan Abraham yang bertujuan untuk mengembangkan dan menormalkan hubungan antara “Israel” dan negara-negara mayoritas Muslim.
Presiden AMMWEC dan anggota dewan Shakara, Anila Ali, mengatakan kepada wartawan bahwa “kita harus melanjutkan pekerjaan kita untuk membangun perdamaian melalui hubungan antar-warga untuk mempromosikan Kesepakatan Abraham di negara-negara Muslim.”
Dia menjelaskan bahwa tujuan dari perjalanan ini adalah memungkinkan para peserta melihat dan menjelajahi “Israel”, untuk kemudian mengirimkan apa yang mereka pelajari dan alami kepada audiens di Pakistan untuk membantu memberikan informasi bagi perdebatan yang sedang berlangsung tentang apakah Pakistan harus bergabung dengan Kesepakatan Abraham.”
Dia juga mengklaim bahwa “sebagian besar kunjungan akan fokus pada teknologi penyelamatan hidup yang dikembangkan di ‘Israel’ yang berkaitan dengan keamanan air dan pangan dan untuk mengurangi bencana iklim dan lingkungan.”
Meskipun delegasi Pakistan bukanlah delegasi resmi yang disponsori negara – dan negara serta masyarakat Pakistan selalu secara terbuka menentang normalisasi – ini adalah yang pertama dan terbesar yang dilakukan untuk membangun hubungan dengan Tel Aviv dan melanjutkan kemungkinan normalisasi hubungan dengan negara penjajah tersebut.
Namun rupanya tidak demikian halnya dengan delegasi Indonesia yang kabarnya berada di “Israel” dan dipimpin oleh seorang “pejabat senior”, tanpa ada klarifikasi mengenai detail pejabat atau delegasi tersebut.
Meskipun belum ada tanda-tanda normalisasi hubungan Islamabad dengan Tel Aviv, akan tetapi ada tanda-tanda Jakarta melakukannya sepanjang tahun ini. Bertentangan dengan desakan sebelumnya bahwa hal ini tidak akan pernah menormalkan hubungan dengan “Israel”, pejabat kesehatan Indonesia mengunjungi negara itu pada Januari untuk membahas Covid-19, Indonesia mengizinkan partisipasi “Israel” dalam pertandingan sepak bola Piala Dunia, seorang politisi Indonesia melakukan perjalanan ke pemukiman ilegal di Tepi Barat dan bulan lalu, pakar teknologi “Israel” mengunjungi Indonesia.
Perkembangan ini terjadi setelah Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengangkat kemungkinan normalisasi hubungan Jakarta dengan Tel Aviv pada Desember lalu. (ZarahAmala/Arrahmah.id)