MANAMA (Arrahmah.com) – Pertemuan Tingkat Menteri Ketiga untuk Dialog Strategis antara negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC) dan Rusia diadakan di Bayan Palace, Kuwait pada Rabu (25/6/2016), Kuwait News Agency (Kuna) melaporkan.
Delegasi GCC dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Kuwait Shaikh Sabah Al Khalid Al Hamad Al Sabah dan pihak Rusia dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.
Pertemuan tersebut mengeksplorasi cara meningkatkan hubungan bilateral dan kerja sama antara negara-negara GCC dan Rusia, di samping isu-isu regional dan internasional yang menjadi kepentingan bersama.
Hubungan Rusia dengan beberapa negara GCC telah terpengaruh oleh perang di Suriah.
Pertemuan ini dihadiri oleh Sekretaris Jenderal GCC Abdul Latif Al Zayani.
Wartawan Al Jazeera, Rory Challands, yang melaporkan dari Moskow, mengatakan bahwa Suriah diperkirakan akan mendominasi pertemuan tersebut.
Namun, masih ada perbedaan yang sangat besar antara kedua belah pihak – yang bertemu untuk keempat kalinya – tentang isu Suriah, katanya.
Salah satunya adalah tentang nasib Presiden Suriah Bashar al-Assad. Yang lainnya adalah terkait banyaknya kelompok oposisi yang berbeda yang berjuang di Suriah saat ini.
“Ada dua yang khusus, yaitu – Ahrar al-Sham dan Jaish al-Islam -. Rusia ingin keduanya dimasukkan sebagai organisasi teroris. Tapi kedua kelompok ini telah dipastikan oleh Saudi sebagai bagian dari Komite Tinggi Negosiasi, yang merupakan kunci negosiasi dari gerakan oposisi di dalam wilayah Suriah,” jelasnya
“Ini adalah titik yang sulit antara GCC dan Rusia,” tandasnya.
(ameera/arrahmah.com)