JAKARTA (Arrahmah.id) – Delegasi Majelis Ulama Indonesia berkunjung ke Pusat Kajian Imam Bukhari Internasional dan Sekolah Tinggi Ilmu Hadis di Samarkand. Dalam kunjungan tersebut, delegasi ini terdiri dari KH Cholil Nafis, KH. Jeje Zaenudin, Muhammad Ziyad, Andi Hadiyanto, dan Abdul Jabbar.
Sekretaris Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional (HLNKI), Dr Andi Hadiyanto menyampaikan di sela-sela kunjungan ke Samarkand, delegasi MUI menyempatkan untuk berkunjung kedua tempat tersebut.
“Pusat Kajian Imam Bukhari adalah lembaga pemerintah yang didirikan untuk memperkenalkan kontribusi keilmuan dan peradaban dari para ulama Asia tengah. Adapun literatur klasik menyebutnya dengan ma wara’a an-Nahr atau Transoxiana,” jelas Andi dalam keterangan pers, dilansir laman resmi MUI, Ahad (1/10/2023).
Andi juga menginformasikan bahwa mulai Oktober tahun ini Pusat Kajian Imam Bukhari akan memberikan beasiswa. Program tersebut nantinya akan diberikan kepada para peneliti manuskrip keislaman dari seluruh dunia yang ingin meneliti tentang ulama-ulama Asia Tengah.
Selain itu, lembaga ini telah banyak melakukan pengumpulan, penelitian, penerjemahan, dan publikasi berbagai karya dari ulama Asia tengah, khususnya karya Imam Bukhari. Hal tersebut dilakukan agar generasi muda di seluruh dunia mengenal karya yang mereka lahirkan.
“Kami juga mengunjungi Sekolah Tinggi Ilmu Hadis Imam Bukhari. Sesuai namanya, lembaga pendidikan ini berfokus pada kajian Alquran dan Hadits,” katanya.
Menurut Andi, hadits yang dikaji dalam lembaga pendidikan ini yaitu hasil kajian yang dilakukan oleh para Imam Hadits seperti Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah dan yang lain sebagainya.
Lebih lanjut dia menuturkan bahwa delegasi MUI berkesempatan untuk meninjau fasilitas yang ada di Sekolah Tinggi Ilmu Hadis tersebut. Mereka meninjau berbagai ruangan seperti perpustakaan, ruang kelas, sarana olahraga, hingga asrama mahasiswa.
(ameera/arrahmah.id)