GAZA (Arrahmah.id) – Pada Ahad (3/3/2024), Osama Hamdan, juru bicara Hamas, mengatakan sebuah delegasi tiba di Mesir untuk “putaran perundingan baru yang akan dimulai di Kairo, dan kami sangat ingin mencapai hasil yang memuaskan bagi rakyat kami.”
Seorang pejabat senior Hamas mengatakan kepada AFP bahwa jika “Israel menyetujui tuntutan Hamas, yang mencakup kembalinya warga Palestina yang terlantar ke Gaza utara dan meningkatkan bantuan kemanusiaan, hal itu akan membuka jalan bagi perjanjian [gencatan senjata] dalam 24 hingga 48 jam ke depan.”
Tidak jelas apa syarat terbaru dari usulan kesepakatan antara Hamas dan “Israel”, namun gencatan senjata, masuknya bantuan kemanusiaan, mengizinkan warga Palestina yang terlantar untuk kembali ke Gaza utara, penarikan pasukan “Israel”, dan pembebasan sandera dan tahanan, tetap menjadi komponen inti pembicaraan.
Abu Hamza, juru bicara Brigade Al-Quds Jihad Islam, menyeru kepada orang-orang Arab, Muslim, dan Palestina dalam sebuah pernyataan yang direkam pada Sabtu (2/3), dengan mengatakan: “Biarkan Ramadan menjadi bulan teror dan kepanikan bagi entitas “Israel”.”
“Kami katakan kepada bangsa Arab dan umat Islam, sama seperti kewajiban menghadap Allah dengan salat wajib dan puasa [di bulan suci Ramadhan], mobilisasi dan pengerahan senjata serta jihad ke Palestina juga merupakan kewajiban,” tambah Abu Hamzah.
Dia juga menyerukan kepada negara-negara Arab dan Muslim yang memiliki tentara, pesawat, dan artileri “untuk memobilisasi senjata Anda, mengikuti jejak rakyat bebas di Yaman, Libanon, dan Irak.” (zarahamala/arrahmah.id)