RAMADI (Arrahmah.com) – Polisi dari unit pasukan khusus yang bersekutu dengan sekelompok anggota suku, mencoba menyerang posisi Mujahidin Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) di Ramadi pada Ahad (19/1/2014), namun menghentikan serangannya setelah sedikitnya delapan dari jumlah mereka tewas dalam operasi tersebut.
Pertempuran di Ramadi, ibukota provinsi Anbar, adalah yang terberat dalam beberapa hari terakhir. Seorang pejabat dari kementerian kesehatan mengatakan sedikitnya delapan orang tewas dalam pertempuran itu.
“Kru ambulans kami gagal untuk mengambil mayat yang tersisa di daerah yang berbahaya,” ujar pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya seperti dilaporkan Al Arabiya.
Tidak ada laporan korban di pihak Mujahidin.
Mujahidin ISIS yang didukung oleh suku-suku Ahlus Sunnah di provinsi Anbar, mengusai beberapa wilayah di provinsi tersebut termasuk Ramadi dan Fallujah setelah pasukan rezim Syi’ah Baghdad membubarkan secara paksa kamp protes Sunni di dekat Ramadi. Sejak saat itu, situasi di provinsi Anbar terus memanas.
Rezim Syi’ah memberlakukan jam malam terbatas di Ramadi pada Ahad (19/1). Unit tentara juga dikerahkan di sekitar Fallujah. Namun pemimpin rezim Syi’ah Irak, Nouri al-Maliki, mengklaim tidak akan menggunakan kekuatan penuh untuk saat ini, ia berharap suku-suku di Anbar mau mendukungnya dan mengusir Mujahidin ISIS keluar dari provinsi tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)