GAZA (Arrahmah.com) – Delapan anggota dari sayap militer Hamas dilaporkan menghilang pada Rabu (27/1/2016) setelah runtuhnya terowongan yang menghubungkan Jalur Gaza dan Mesir akibat hujan dan banjir, ujar sumber keamanan.
Terowongan runtuh pada Selasa (26/1) malam di daerah Jabalia, utara Jalur Gaza setelah beberapa hari hujan lebat, ujar sumber keamanan seperti dilansir AFP.
“Hambatan terowongan runtuh semalam karena cuaca dan banjir,” tambah sumber yang tidak ingin disebutkan namanya. Ia menjelaskan bahwa terowongan tersebut milik Hamas, gerakan Islam yang menguasai Jalur Gaza.
“Ada 11 orang di dalamnya. Tiga dari mereka berhasil melarikan diri pada jam pertama setelah kecelakaan, operasi keamanan terus mencari delapan orang lainnya.”
Runtuhnya terowongan seperti itu telah sering terjadi sebelumnya di Jalur Gaza yang berada di bawah blokade ketat “Israel” sejak 2008.
Pada Sabtu pekan lalu, runtuhnya terowongan membunuh seorang pria berusia 30 tahun, menurut pejabat Hamas. Penduduk mengatakan terowongan itu terletak di Al-Maghazi di Jalur Gaza tengah.
Di bulan Desember, 14 warga Palestina berhasil diselamatkan setelah terdampar selama berjam-jam di sebuah terowongan dekat perbatasan Mesir ketika air membanjiri terowongan.
Selama konflik 50 hari pada tahun 2014, pesawat tempur “Israel” telah menghancurkan sebagian besar jaringan terowongan bawah tanah yang digunakan oleh warga Gaza untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan hidup mereka dari wilayah Mesir.
Pada akhir 2014, Mesir mulai membangun zona penyangga di utara Semenanjung Sinai, di perbatasan Gaza, termasuk menghancurkan ratusan terowongan yang mereka klaim digunakan untuk menyelundupkan senjata. Hamas dikabarkan membangun kembali terowongan-terowongan yang hancur.
Blokade ketat “Israel” sangat membatasi pergerakan orang dan barang yang masuk dan keluar dari wilayah Gaza dan terowongan merupakan satu-satunya jalan untuk mendapatkan barang kebutuhan hidup warga Gaza meskipun nyawa para pekerja terowongan menjadi taruhannya. (haninmazaya/arrahmah.com)