JAKARTA (Arrahmah.com) –Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Agama, Badan Penanggulangan Terorisme dan Kementrian Hukum dan HAM mendatangkan tiga ulama asal Timur Tengah ke hadapan para Ustadz yang dipenjara dengan pasal terorisme di LP Nusakambangan Cilacap Jawa Tengah dan Lapas Cipinang Jakarta.
Para ulama Timteng itu adalah Syekh Ali Hasan Al Khalabi, Syekh Najih Ibrahim, dan Syekh Hisyam al-Najjar.
“Kedatangan dua ulama Mesir dan Jordania itu, diharapkan bisa meluruskan kekeliruan penafsiran Islam yang dipahami narapidana teroris itu. Apalagi dua ulama Mesir itu adalah mantan tokoh Jamaah Islamiyah yang sudah menghentikan metode kekerasan dalam doktrinya,” sebut kepala BNPT Ansyad Mbai, lansir Tribunnews.com Sabtu (7/12/2013).
Sementara Wamenag Nasaruddin Umar berharap kedatangan tiga ulama itu berdampak positif , karena dia seringkali dianggap musuh oleh para Ustadz di LP.
“Saya secara pribadi sudah sering bertemu narapidana teroris di sejumlah lapas. Mungkin karena faktor umur atau yang lainnya mereka menganggap kami ini musuh. Mereka menghendaki ada tokoh kharismatik dan memiliki legitimasi yang disebutkan langsung oleh mereka seperti ketiga ulama itu,” ujarnya.
Terpisah, menaggapi berita ini, Ustadz Abdul Rochim Ba’asyir putra bungsu dari ustadz Abu Bakar Ba’asyir mengatakan upaya mendatangkan para ulama Timteng itu hanya sia-sia belaka. Selanjutnya dia mengutip firman Allah Ta’ala dalam Surat At-Taubah ayat 32:
يُرِيدُونَ أَن يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَن يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
Mereka ingin memadamkan cahaya Islam dengan ucapan-ucapan mereka, tetapi Allah tidak membiarkan keinginan jahat mereka itu. Allah menghendaki cahaya Islam terus memancar sekalipun kaum kafir itu membencinya (Q.S. At Taubah 32).
“Insya Allah mereka tidak akan bisa,” tegas ustadz Abdul Rochim Ba’asyir, lansir shoutussalam.com, Ahad (8/12/2013).
Ustadz Iim sendiri memang berencana membesuk ayahnya di LP Pasir Putih, Nusakambangan, Cilacap. Namun kecil kemungkinan ia bisa bertemu dengan para tokoh yang diundang BNPT tersebut lantaran mereka biasanya masuk di luar hari/jam besuk.
Demikian pula, mustahil mereka akan memenuhi persyaratan yang diminta ustadz Ba’asyir yakni; debat digelar di tempat terbuka, didampingi ustadz Aman Abdurrahman dan Rois Abu Syaukat serta diliput media.
“Kalau kita bisanya (masuk, red.) pada hari besuk, kalau mereka masuk selain hari besuk,” ujarnya.
Meski demikian, untuk menyuarakan kebenaran, Ustadz Abdul Rochim Ba’asyir siap menantang debat terbuka para tokoh undangan BNPT itu.
“Ya, kita memang mau tantang debat terbuka,” tuturnya. (azm/arrahmah.com)