JAKARTA (Arrahmah.com) – Merespon sejumlah usulan pemerintah untuk Ahmadiyah, menurut Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Syuhada Bahri, hanya ada dua cara, Ahmadiyah keluar dari Islam atau dibubarkan. Dua opsi itu cara paling tepat yang harus diambil pemerintah.
“Pemerintah harus beri ketegasan. Harus diberi aturan yang dijadikan pijakan,” katanya kepada hidayatullah.com.
Kalau dibubarkan setidaknya jemaah Ahmadiyah bisa didakwahi dan diajak kembali ke jalan yang benar, Islam. Kendati begitu, ujarnya, harus ada kelompok yang bertanggungjawab melakukan pembinaan itu. “Jangan hanya dibiarkan begitu saja,” tegasnya.
Sebaliknya, jelas Syuhada, jika Ahmadiyah tetap dibiarkan dengan alasan HAM dan kebebasan beragama, maka hal itu akan terus jadi sumber masalah dan memantik konflik horisontal di berbagai daerah. Keberadaan Ahmadiyah sendiri jelas melecehkan agama Islam dan bertentangan dengan UU.
“Kalau itu tetap dibiarkan, maka hal itu bisa jadi bom waktu yang kapan saja bisa meledak,” jelasnya.
Syuhada pun meminta agar pemerintah tidak berlarut-larut membiarkan hal itu terjadi. Sebab pembiaran itu sama saja memberikan ruang ke pada ke dua belah pihak untuk terus bertikai. “Siapa yang paling kuat nanti yang menang,” ujarnya.
Lebih dari itu, Syuhada menjelaskan, sebenarnya Islam adalah agama yang rahmatan lil’alamin, menjunjung tinggi perdamaian, dan kasih sayang. Namun, katanya, Islam juga punya rambu-rambu yang jelas, sebatas tidak mengganggu dan melecehkan Islam, maka umat Islam akan bertindak toleran dengan sesama dan penganut agama lain. “Lakum dinukum waliyadin,” tuturnya.
Tapi, tambahnya, jika umat Islam dipancing dan diprovokasi terus, apalagi jika mengenai akidah, berupa pelecehan agamanya, maka umat Islam bisa saja marah. “Karena itu, jangan sampai ada yang sengaja memancing dan memprovokasi umat Islam,” tegasnya.
Ahmadiyah kata Syuhada, selain memiliki ajaran yang menyimpang, juga masih mendakwahkannya kepada umat Islam. Hal itulah yang menurut Syuhada, menjadi benturan agama dan polemik di bawah.
“Coba kalau Ahmadiyah tidak menyebarkan dan taat aturan, maka tidak akan memantik amarah umat Islam,” katanya.
Syuhada pun mengaku punya data dan fakta valid akan hal itu. “Kami punya data. Setidaknya, ada sekitar 50 umat Islam yang didakwahi dan kini masuk Ahmadiyah,” bebernya.
Hal itu, katanya, bukti jika Ahmadiyah tidak mentaati aturan yang berlaku. Karena itu, Syuhada meminta agar Ahmadiyah keluar dari Islam atau jika tidak, pemerintah harus segera membubarkannya.
Pengalihan Isu
Instruksi Presiden untuk pembubaran ormas anarkis dianggap Syuhada sebagai pengalihan isu semata. Alih-alih mengatasi sumbernya, justru mengurusi hal yang tidak perlu. Karena itu, Syuhada menilai pemerintah sengaja membelokkannya ke arah pembubaran ormas. “Pembubaran ormas anarkis itu sebenarnya target utamanya,” paparnya.
Sebenarnya, katanya lagi, pemerintah ingin membubarkan ormas yang dinilai anarkis, tapi selama ini belum cukup bukti. Karena itu, dibuatlah bukti yang cukup untuk membubarkannya. “Bisa jadi, ini juga rekayasa untuk pembubaran ormas,” jelasnya.
Karena itu, Syuhada meminta pemerintah agar tidak mengadili aksinya saja, tapi juga sumber dari masalah itu. “Atasi sumbernya, maka masalah selesai,” tegasnya. (hid/arrahmah.com)