BAGHDAD (Arrahmah.com) – Mujahidin Daulah Islam Irak pada Rabu (8/6/2011) mengaku bertanggung jawab atas operasi martir mematikan melawan pejabat pemerintah dan tentara keamanan Irak di Tikrit, utara Baghdad dan Ramadi, barat Baghdad.
Daulah Islam Irak, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diposting di sebuah situs Uslam bahwa para pencari kesyahidan telah melakukan serangan terkoordinasi di Tikrit pada Jumat dan Senin lalu, lapor Xinhua.
Dalam serangan pertama, Mujahidin menyerang sebuah Masjid di kompleks kepresidenan di kota Tikrit, sementara penyerang lain menunggu di dekat rumah sakit kota dan meledakkan dirinya menargetkan korban serangan pertama, ujar pernyataan itu.
Sumber keamanan Irak mengatakan 36 orang tewas dan puluhan terluka.
Serangan lain terjadi di Tikrit pada Senin, ketika seorang Mujahid menghantam kamp presiden, menargetkan konvoy Kolonel Nuri al-Mashhadani, komandan Brigade pertama dari Divisi Angkatan Darat Irak, tambah pernyataan itu.
Serangan ini menewaskan 11 anggota keamanan, termasyk Mashhadani dan melukai 19 orang lainnya, ujar sumber komando operasi Salahudin.
Dalam statemen terpisah yang diposting di situs yang sama, Daulah Islam Irak mengatakan serangan bom dilakukan di kota Ramadi, ibukota provinsi Anbar, Irak Barat pada hari Kamis pekan lalu.
Dikatakan bahwa Mujahidin meledakkan bom di malam hari dekat kompleks pemerintah di Ramadi, sekitar 110 Km dari Baghdad dan menewaskan tiga pakar bahan peledak.
Ketika pasukan keamanan tiba di TKP, mobil booby-trap menggungcang kerumunan, kemudian seorang pencari kesyahidan meledakkan dirinya di antara mereka, ujar pernyataan itu.
Serangan lain, bom mobil meledak di dekat sebuah konvoy kendaraan yang membawa empat korban serangan pertama di dekat rumah sakit.
Pasukan keamanan Irak mengatakan bahwa serangan itu terkoordinasi dan menewaskan sedikitnya 9 pasukan keamanan dan melukai 20 lainnya. (haninmazaya/arrahmah.com)