BANDUNG (Arrahmah.com) – Data gereja di Kabupaten Bandung dan Bandung Barat yang dipublikasi pada situs Jabar.Kemenag.go.id ternyata tidak valid. Setelah dicek di lapangan banyak dari alamat tersebut palsu, dan tidak terdapat fisik bangunan rumah ibadah Kristiani tersebut. Angkanya mencapai 50% di alamat gereja itu tidak didapati bangunannya alias bodong dan 40% lagi gereja liar.
“Ada yang alamat dan nama gerejanya ada tapi fisik gerejanya tidak ada. Seperti di Sanggar Indah Banjaran Kab. Bandung tertulis ada 3 gereja yakni gereja Bethel Indonesia, gereja Bethel Tabernakel dan gereja Methodis Indonesia, fakta dilapangan bohong besar, gak ada satupun gereja disana, ” kata Ustadz Deni Pinto aktivis PERSIS jama’ah Sanggar Indah Banjaran
Dia memprotes pihak Kemenag Jabar yang tidak valid menampilkan data. Protes tersebut awalnya disampaikan ke ORMAS Islam Gerakan Pagar Aqidah (GARDAH) yg spesial menangani Pemurtadan dan aliran sesat.
“Seenaknya aja Kemenag Kanwll Jabar menulis di Sanggar ada gereja,” katanya.
Mendapat laporan, GARDAH segera memproses dan investigasi ke wilayah Sanggar maupun ke alamat lain yang tertera disusunan alamat-alamat gereja di www//jabar.kemenag.go.id, 3-17 september 2015. Ternyata 50% di alamat tersebut tidak ada bangunan gerejanya, 40% lagi justru ditemukan gereja liar yang notabene melanggar PBM (Peraturan Bersama Menteri) no 9,8 th 2006 atau disebut juga SPB 2 menteri.
“Apa maksud Kemenag Kanwil Jabar menerbitkan daftar gereja liar dan alamat gereja yang palsu serta gerejanya juga tidak ada, Kami cape-cape mengawal PBM eeh Kemenag yang seolah melegalkan gereja liar tersebut dan menganggap ada gereja yang tidak ada,” kata Ust. Suryana Nurfatwa ketua umum GARDAH.
Menindaklanjuti temuan lapangan tersebut, Senin (28/9/2015) sejumlah elemen umat Islam mendatangi kantor Kemenag Jabar. Mereka diterima oleh H. Abdurrahim Kabag Humas Kanwil Kemenag Jabar.
Dalam pertemuan itu Ustadz Suryana meminta alasan dicantumkannya gereja bodong pada situs Kemenag dan meminta deretan nama dan alamat gereja bodong tersebut dihapus.
Abdurrahim menyanggupi permintaan tersebut, akan menghapusnya dan meminta maaf kesegenap tokoh masyarakat atas pencantuman data gereja yang tidak akurat itu. Menurutnya alasan pencantuman nama dan alamat gereja itu muncul atas laporan Surya Minda Sirait, Bimas Kristen yang juga dihadirkan pada pertemuan itu. Minda Sirait juga meminta maaf karena menyampaikan informasi yang salah.
Setelah didesak oleh para asatidz dia mengakui fakta dilapangan sejumlah nama dan alamat gereja itu tidak ada dan dia mengakui itu diambil dari data lama yang juga belum pernah dicek di lapangan.
Ustadz Suryana Nurfatwa kembali mendesak agar gereja-gereja liar segera tutup karena melanggar aturan, Sementara panglima Laskar Sabilillah Ust. Zaenal menyatakan laskar Forum Islami (FIS) akan melakukan razia gereja-gereja liar jika dalam sebulan ini masih jalan melakukan kegiatan kegerejaan.
(azmuttaqin/arrahmah.com)