AL-QUDS (Arrahmah.com) – Mengutip laporan Pusat Informasi Palestina pada Ahad (19/10/2014), ketua bagian penjagaan di Masjid Al-Aqsha, Abdullah Abu Talib menegaskan, “para penjaga masjid terus memantau apa yang terjadi di sekeliling gerbang-gerbang masjid terutama dalam rangka menghadangi warga Yahudi yang menyamar dengan pakaian Arab dan menyelinap ke dalam barisan jamaah shalat di saat berdesakan.”
Abu Talib mengatakan, upaya tersebut sebelumnya pernah dilakukan enam bulan lalu saat zionis memasuki masjid lewat gerbang Majlis. Namun para penjaga sigap dan menyampaikan hal itu kepada pejabat wakaf yang kemudian menyampaikan kepada polisi kemudian mereka mengusir Yahudi tersebut.
Dalam waktu dekat, insyaa Allah Abu Talib, akan menunjuk 50 penjaga baru untuk memperkuat penjagaan masjid Al-Aqsha dengan lebih baik.
Abu Talib menilai tindakan penyelinapan warga Yahudi yang menyamar itu adalah wisata ilegal. Namun polisi “Israel” justru memberikan izin kepada mereka memasuki masjid dari gerbang Magharibah bahkan hal itu dilakukan ketika shalat berjama’ah sedang berlangsung. Sebagian Yahudi itu menyelinap di sela-sela jamaah shalat dan berpura-pura sebagai pengemis.
Para penjaga masjid itu bergiliran melakukan tugasnya dan meminta kepada polisi “Israel” agar memperketat penjagaannya. Sayangnya, polisi “Israel” lebih memihak kepada warga yahudi. Dengan demikian, petugas penjaga masjid Al-Aqsha seperti Muhannad Idris diperlakukan kasar oleh polisi “Israel” gegara melaporkan tindakan yahudi kepada aparat “Israel”. Alih-alih beroleh keadilan, Muhannad malah dideportasi dari Masjid Al-Aqsha oleh aparat zionis.
Hingga berita ini diturunkan, sudah ada lima penjaga Masjid Al-Aqsha yang dideportasi. Insyaa Allah, tiga dari mereka akan berakhir masa deportasinya pekan depan. (adibahasan/arrahmah.com)