Darra Adamkhel, kota kecil yang terdiri dari sebuah jalan utama dengan beberapa lorong yang keseluruhannya diisi dengan barisan toko, merupakan salah satu dari pasar terkenal dan terunik di Pakistan.
Ini adalah tempat dimana setiap orang dapat membeli senjata yang dibuat oleh penduduk lokal yang mampu meniru dengan sangat sempurna seluruh senjata yang diciptakan di dunia.
“Kami dapat meniru senjata apapun, bahkan roket yang diluncurkan,” ujar Gulrez Khan, salah satu produsen senjata di kota tersebut.
Darra Adamkhel, hanya berjarak tempuh sekitar satu setengah jam dari Peshawar, ibukota Provinsi Batas Baratlaut (NWFP), pada hakekatnya merupakan pabrik senjata di wilayah suku di Pakistan.
Kota ini merupakan salah satu pusat pengiriman senjata ilegal dari seluruh negeri dan salah satu pasar terbesar penjualan senjata di Asia.
Seluruh jenis senjata mulai dari pistol sampai senapan dan senjata-senjata lainnya dijual di sini.
Sampai lima tahun lalu, Darra juga memproduksi bom ranjau.
Pemerintah Pakistan melarang mereka memproduksi senjata berat, tapi sumber lokal mengatakan bahwa beberapa produsen senjata di sana masih memproduksi roket-roket untuk mensuplai konsumen khusus.
Menurut sumber lokal, sekitar 200 keluarga berkecimpung dalam bisnis senjata di Darra Adamkhel. Seluruh anggota keluarga menurunkan bakat dari generasi ke generasi.
Tapi kini Darra Adamkhel mengalami sesuatu yang sangat jauh berbeda.
“Kebutuhan senjata yang mendesak baik bagi Taliban maupun penduduk lokal meningkatkan produktivitas Darra,” ujar Khan seperti yang dilansir Islamonline.
“Kami harus menambah pekerja untuk mengatasi permintaan yang meningkat. Mereka bekerja hingga tengah malam akibat permintaan yang terus melonjak.”
Menurut para penjual dan pembeli, senapan AK-47 yang biasa dijual dengan harga 225 USD, kini melonjak tajam menjadi 1.500 USD.
Begitu pun dengan harga pistol meningkat hingga 625 USD dari harga semula 125 USD.
Sejak pemerintah Pakistan melancarkan operasi militer di wilayah suku yang berbatasan dengan Afghanistan, penduduk lokal mempersenjatai diri mereka untuk perlindungan.
“Aku memiliki senapan dan pistol di rumah, tapi sepertinya kami membutuhkan lebih,” ujar Ali, salah satu penduduk lokal.
“Keadaan semakin memburuk saat ini.”
Pemerintah berulangkali menyatakan melakukan operasi militer untuk “menghabisi” Taliban dan membawa perdamaian di wilayah suku. Namun faktanya, mereka menghancurkan bangunan-bangunan penting, rumah-rumah penduduk dan banyak dari penduduk lokal yang menjadi korban dari operasi militer yang dilancarkan pemerintah.
“Menyimpan senjata adalah tradisi kami, baik dalam keadaan damai maupun perang. Tapi untuk saat ini senjata merupakan kebutuhan penting bagi kami,” lanjut Ali.
“Kalian tidak akan pernah tau, kapan dan dimana kalian akan mendapat serangan.” (haninmazaya/IOL/arrahmah.com)