(Arrahmah.com) – Sebagaimana sering diungkapkan oleh para ahli sejarah peradaban Islam, bahwa sejarah Muslim periode Spanyol (juga dikenal sebagai al-Andalus) adalah Golden Age peradaban Islam dan masyarakat dunia. Harmonisasi antara Islam yang berkuasa, Kristen, dan Yahudi menciptakan keadilan dalam hal pemenuhan keamanan dan hak atas kekayaan materi dan intelektual. Stabilitas pemerintahan Islam yang adil dan tidak rasis memungkinkan kemajuan besar di bidang ilmu pengetahuan. Itulah harta karun yang Islam wariskan sebagai agama pemerkaya akal manusia.
Salah satu tokoh besar Muslim Spanyol yang akan kami perkenalkan kali ini adalah Abu Al-Qasim Al-Zahrawi. Ia adalah seorang ahli bedah abad pertengahan terbesar Islam. Atas ijin Allah, ia merevolusi metode dan teknik operasi (pembedahan) yang biasa dilakukan di dunia medis saat itu, dengan menciptakan metode-metode baru dan alat-alat bedah untuk membantu menyembuhkan pasien. Selain itu, ensiklopedia pengobatan yang ia tulis sebanyak tiga puluh volume bahkan digunakan sebagai teks standar untuk obat di seluruh Eropa selama berabad-abad. Dampak ia pada bagaimana obat dipraktekkan benar-benar revolusioner.
Latar belakang sang jenius shalih
Al-Zahrawi hidup selama periode emas dari kejayaan Kekhalifahan Umayyah Cordoba. Ia lahir di tahun 936M dan meninggal pada 1013M. Semasa hidup, ia menyaksikan Kekuasaan Umayyah Khalifah Al-Hakam II dan penguasa militer, al-Mansur. Sepanjang hidupnya, Al-Zahrawi adalah seorang dokter pengadilan, yang telah dilindungi oleh penguasa Al-Andalus dan diakui sebagai jenius medis. Ia menjabat dalam kapasitasnya sebagai dokter selama lebih dari 50 tahun.
Tidak seperti kebanyakan dokter dan rumah sakit di dunia “modern” saat ini, Al-Zahrawi bersikeras merawat pasiennya tanpa memandang status keuangan mereka. Melalui dokumentasi hasil analisa keragaman kondisi pasien setiap hari dan merekam perlakuannya terhadap mereka, ia meninggalkan teks yang sangat berharga bagi pengetahuan medis yang ia sebut Al-Tasrif.
Kitab Al-Tasrif
Ensiklopedia obat yang ia tulis dibagi menjadi 30 volume. Masing-masing merupakan dokumentasi aspek yang berbeda dari obat-obatan. Ia membahas bagaimana untuk mendiagnosa penyakit di salah satu volume awal. Kemudian, ia mencatat bahwa dokter yang baik harus selalu bergantung pada pengamatan sendiri terhadap pasien gejalanya, bukan hanya menerima apa yang dikatakan pasien. Sementara, praktek “dengar-obati” masih sering digunakan oleh dokter hari ini.
Al-Zahrawi menerapkan pendekatan holistik untuk pengobatan. Ia tidak hanya membahas bagaimana untuk mengobati penyakit, namun juga menjelaskan bagaimana mencegah mereka. Ia mendedikasikan bagian dari buku-bukunya untuk membahas makanan apa yang harus dihindari, bagaimana mempertahankan diet yang sehat, dan bagaimana menggunakan makanan sebagai bagian dari rencana perawatan. Secara khusus ia mencatat efek alkohol pada tubuh. Ia menyatakan:
“[Alkohol menyebabkan] kelemahan umum dari sebagian besar saraf tubuh, kesulitan dalam artikulasi, kelemahan gerakan sukarela, arthralgia, asam urat, dll .. gangguan hati yang menyebabkan tumor dan penghalang yang merupakan penyebab yang pasti dari asites dan umum sakit ” [Awadain, M. Reda. “A Recent Look and Study of Some Papers of al-Zahrawi’s Book “al-Tasrif”.” IslamSet. N.p.. Web. 16 Dec 2012.]
Bedah
Volume yang paling berpengaruh dari Al-Tasrif adalah yang ke- 30, yang didedikasikan untuk materi “operasi”. Di dalamnya, ia menjelaskan secara rinci bagaimana melakukan operasi tertentu untuk menyembuhkan penyakit tertentu. Ia menegaskan di dalamnya bahwa semua ahli bedah pertama harus sangat fasih dalam memahami ilmu kedokteran umum, anatomi, dan bahkan tulisan-tulisan filsuf yang mempelajari kedokteran.
Di samping itu, Al-Zahrawi pun merintis banyak prosedur dan bahan-bahan yang masih digunakan di ruang operasi saat ini. Ia adalah orang pertama yang menggunakan catgut sebagai benang untuk jahitan dalam. Catgut adalah benang yang terbuat dari lapisan usus hewan. Ini adalah satu-satunya bahan yang dapat digunakan untuk jahitan dan masih diserap oleh tubuh, mencegah kebutuhan untuk operasi kedua untuk menghapus jahitan dalam. Ia menemukan banyak alat yang diperlukan untuk operasi modern. Ia juga orang pertama yang menggunakan foreceps melahirkan, yang sangat bermanfaat untuk mengurangi angka kematian bayi dan ibu. Ia juga melakukan tonsilektomi pada hulu lidah dengan depressors, kait, dan gunting yang sama dengan yang digunakan dalam dunia medis saat ini.
Al-Zahrawi juga menggunakan semacam jarum suntik tersembunyi ke bagian tubuh pasien tanpa membuat mereka khawatir. Dengannya, ia suntikkan anestesi lokal dan sugesti lisan untuk mengurangi rasa sakit yang dialami pasien selama operasi. Ia melakukan mastektomi guna mengoperasi payudara wanita jika dia memiliki kanker payudara, dan alhamdulillah, prosedur terrsebut masih dilakukan hingga hari ini. Selain pembedahan, ia pun menggambarkan bagaimana mengatur patah tulang, mengamputasi anggota badan, dan bahkan bagaimana untuk menghancurkan batu kandung kemih. Untuk menggambarkan semua “pengalaman pertama” dalam kedokteran ia menulis sebuah buku tersendiri.
Meskipun berrpengetahuan dan kemampuan yang besar, ia selalu menolak untuk melakukan operasi berisiko atau jika diketahui terdapat stres fisik dan emosional pada pasien. Ia percaya pada pentingnya kehidupan manusia dan berusaha untuk memperpanjang umur pasiennya selama mungkin. Kiprahnya di dunia medis merupakan contoh yang efektif bahwa semua dokter yang harus diunjukkan kepada para pengguna jasanya.
Amal jariyah Al-Zahrawi
Al-Tasrif membuka jalan dari Al-Andalus ke seluruh dunia Muslim dan Kristen. Selama berabad-abad, kitab tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan bahasa Eropa, serta lainnya. Dengan demikian, banyak prosedur rintisannya yang mendunia meski tanpa ia namai juga tanpa ia patenkan. Misalnya, “posisi melahirkan Walcher” dan “metode Kocher” untuk memperbaiki bahu yang terdislokasi, keduanya diciptakan oleh Al-Zahrawi tapi kini kreditnya dicaplok atasnama dokter Eropa. Subhanallah.
Terlepas dari kredit dan apresiasi duniawi, kontribusi Al-Zahrawi untuk obat-obatan dan terutama operasi yang revolusioner begitu berdayaguna dan cemerlang pada masanya. Tanpa prosedur dan alat-alat yang ia rintis, operasi hari ini mungkin masih menjadi permainan tebak-tebakan kaum barbar. Kemampuan dan rekaman atas prosedur yang konsisten membantu memajukan dunia pengobatan selama berabad-abad, dan kita masih berhutang kepada kejeniusan yang Allah Al-‘Alim limpahkan kepadanya. Baarakallahu fiik.
(adibahasan/lostislamichistory/arrahmah.com)