GAZA (Arrahmah.com) – Sungguh, serangan brutal Israel benar-benar tak pandang bulu, setelah rumah-rumah warga, mesjid, bangunan sekolah dan pemerintahan, bahkan rumah sakit, dan kini Israel menjadikan sekolah-sekolah milik PBB menjadi target serangan mereka.
Jumlah korban dalam peristiwa serangan Israel ke sejumlah rumah warga sipil dan tiga sekolah milik PBB meningkat. Ratusan warga Palestina dibombardir Israel setelah mereka mencari perlindungan dari rumah-rumah sehingga total korban sehari sebanyak 135 orang meninggal dan 100 lainnya luka-luka.
Sejumlah keluarga Palestina dibombardir Israel di Jalur Gaza ketika pesawat-pesawat Israel menyerang sejumlah sekolah milik badan bantuan PBB untuk pengungsi (UNRWA) yang digunakan oleh warga sebagai tempat perlindungan akibat aksi brutal Israel yang menyerang rumah-rumah mereka di sebelah timur Jabalia, utara Jalur Gaza.
Berdasarkan perhitungan sementara, jumlah korban meninggal setelah sekolah Fakhura milik UNRWA digempur di sebelah timur Jabalia meningkat menjadi 45 orang dan lebih dari 50 luka-luka. Sementara lima korban lainnya meninggal dalam serangan di dua sekolah lainnnya yang juga milik UNWRA pada Selasa siang kemarin.
Ketua biro delegasi umum UNWRA Adnan Abu Hasanah menegaskan sebelumnya dalam pernyataan persnya bahwa Israel sudah diberi tahu oleh pihak PBB soal tempat sekolah-sekolah yang dijadikan perlindungan sejumlah keluarga Palestina yang meninggalkan rumah mereka yang dibom Israel melalui pesawat tempur. Bendera UNWRA dikibarkan di atas sekolah itu. Namun Israel tetap menyerangnya.
Sumber medis Palestina dan saksi mata menegaskan bahwa ada 12 jenazah gugur dari satu keluarga, tujuh di antaranya gugur dalam serangan ke sejumlah rumah pada Selasa pagi di perkampungan Zaitun sebelah timur kota Gaza. Satu keluarga itu adalah keluarga Al-deyah ketika rumah-rumah mereka dengan empat lantai dibom Israel di perkampungan Zaitun. Sumber saksi mata menegaskan bahwa sejumlah jasad korban hingga kini masih berada di reruntuhan bangunan dan kondisi para korban tercabik-cabik oleh senjata organik Israel.
Sumber menambahkan bahwa tujuh dari korban adalah anak-anak yang usianya antara setahun hingga 12 tahun serta tiga wanita. Kondisi jasad korban tercabik-cabik. Sementara sumber menegaskan baha tim evakuasi medis mengevakuasi Selasa kemarin 23 orang yang ditemukan di sejumlah wilayah yang menjadi sasaran pesawat tempur Israel. Di antaranya gedung keamanan di Gaza yang berada dalam keadaan gelap gulita. Mereka menyebut serangan ini paling dahsyat semenjak Israel melakukan serangan selama 10 hari terakhir.
Para aktifis HAM Palestina dan tim medisnya menuding militer Israel menggunakan roket-roket dan rudal yang dilarang oleh kesepakatan dunia internasional dalam operasi militernya. Sehingga kebanyakan kondisi korban tubuhnya terbakar.(Hanin Mazaya/infopalestina/arrahmah.com)