RIYADH (Arrahmah.com) – Orang-orang di seluruh dunia menghindari tempat-tempat ramai, mengurangi perjalanan yang tidak dan mengambil tindakan pencegahan seperti bekerja dari rumah untuk menghindari tertular virus corona baru.
Beberapa negara juga mendesak warganya untuk mengubah cara mereka menyapa satu sama lain, atau merayakan perayaan tertentu.
Sementara itu, otoritas keagamaan berusaha melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang cara beribadah atau merayakan hari-hari suci tanpa risiko menyebarkan COVID-19 lebih lanjut.
Virus, yang berasal dari Cina, sejauh ini telah menginfeksi lebih dari 93.000 orang di seluruh dunia dan membunuh lebih dari 3.000 orang.
Berikut adalah beberapa contoh langkah-langkah baru dan dari negara-negara Muslim :
1. Arab Saudi melarang jamaah melaksanakan Umrah dan melarang orang asing berziarah di situs-situs suci umat Islam.
Kerajaan Arab Saudi pada Rabu (4/3/2020) melarang ibadah “Umrah” baik untuk penduduk setempat maupun warga negara asing, ungkap Saudi Press Agency (SPA) yang dikelola pemerintah.
Langkah itu sejalan dengan “langkah pencegahan yang diambil oleh otoritas Saudi untuk mencegah penyebaran virus” di negara Teluk.
Pekan lalu, Arab Saudi mengatakan mereka melarang orang asing untuk memasuki kota suci Mekah dan Ka’bah. Ia juga mengatakan bahwa perjalanan ke masjid Nabawi di Madinah juga ditangguhkan.
Haji tahun ini, yang biasanya membawa sekitar tiga juta orang ke Mekah, diperkirakan akan berlangsung dari 28 Juli hingga 2 Agustus. Pihak berwenang belum mengumumkan tindakan pembatasan, lebih dari 60.000 orang telah mendaftar untuk berpartisipasi dalam acara tahun ini.
Hingga kini, Arab Saudi melaporkan adanya dua kasus terkait virus corona di negaranya.
2. Iran meniadakan shalat Jumat di kota-kota besar.
Iran sedang berjuang untuk menahan virus itu, dengan meningkatnya jumlah kasus dan kematian setiap hari. Pada Rabu (4/3) malam, jumlah kasus infeksi adalah 2.922 orang dengan jumlah kematian mencapai angka 92.
Shalat Jumat di semua ibu kota provinsi telah ditiadakan.
“Penyakit ini menyebar luas dan mencakup hampir semua provinsi di Iran. Virus ini juga menjadi penyakit global yang telah menginfeksi banyak orang di berbagai negara di dunia, dan kami harus bekerja sama untuk mengatasi masalah ini secepat mungkin,” kata Presiden Iran Hassan Rouhani kepada kabinetnya, sebagaimana dilansir Al Jazeera.
3. Singapura menyarankan para jamaah untuk menggunakan sajadah sendiri, jangan berjabat tangan.
Menurut The Straits Times, Masagos Zulkifli, seorang menteri yang bertanggung jawab atas urusan Muslim di Singapura, telah menyarankan Muslim untuk membawa sajadah mereka sendiri ke masjid dan menahan diri untuk tidak berjabat tangan satu sama lain.
“Dalam keadaan seperti ini, kita tidak akan berjabat tangan. Tetapi jika Anda melakukannya, cuci tangan Anda, dan pastikan Anda tidak menyentuh wajah Anda. Ini hanya tindakan pencegahan, namun banyak dari kita yang selalu melupakan itu,” katanya.
Masagos juga menghimbau agar umat Islam tetap tinggal di rumah dan tidak shalat berjamaah jika mereka menunjukkan gejala coronavirus.
Ada lebih dari 100 kasus coronavirus di Singapura, dan sebagian besar pasien telah pulih.
4. Inggris meminta lembaga-lembaga Muslim menjaga kebersihan saat berjamaah
Dewan Muslim Inggris (MCB), salah satu organisasi Muslim terbesar di Inggris, telah meminta masjid-masjid dan sekolah Islam untuk menjaga kesehatan umat Muslim Inggris, dengan mengikuti saran pemerintah.
“Banyak dari saran ini, dan penekanan pada kebersihan, di mana kebersihan adalah sejalan dengan tradisi Islam. Sebgimana hadits dari Abu Malik Al-Ash’ari radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda, ‘Kebersihan merupakan sebagian dari iman’,” kata MCB di situs webnya, merujuk pada hadits Nabi Muhammad.
Mereka menyarankan madrasah untuk menghimbau para murid mencuci tangan mereka. Mereka juga mengatakan bahwa masjid harus memiliki cukup sabun dan pembersih tangan, terutama di dekat daerah wudhu.
Hingga kini, jumlah orang yang terinfeksi di Inggris telah meningkat menjadi 87 orang.
5. Tajikistan meminta umat Islam untuk melaksanakan shalat di rumah
Tajikistan, yang sejauh ini tidak memiliki kasus yang dilaporkan, telah menunda shalat Jumat.
Negara berpenduduk mayoritas Muslim dengan jumlah penduduk sembilan juta jiwa ini telah menutup perbatasannya dengan negara tetangga Cina dan Afghanistan serta Korea Selatan, Iran dan Italia.
Negara Tajikistan juga membatalkan perayaan Nowruz atau Tahun Baru Persia, yang dirayakan dari tanggal 21 hingga 25 Maret. (rafa/arrahmah.com)