GHAUTAH (Arrahmah.com) – Seorang bayi baru lahir yang lahir dari seorang ibu yang terkena senjata kimia di pinggiran Ghautah pada bulan Agustus, meninggal dunia kemarin (13/5/2014), ujar seorang dokter yang menangani kasus ini kepada Daily Star.
Aktivis Suriah mengatakan bahwa ibu hamil lainnya telah melahirkan bayi dengan cacat lahir setelah mereka terkena senjata kimia yang digunakan oleh rezim Nushairiyah Suriah.
Bukti foto bayi-bayi yang mengalami cacat lahir dilihat oleh Daily Star yang menunjukkan bayi yang lahir dengan anggota badan yang tidak lengkap atau tidak ada organ genital.
“Bayi baru lahir meninggal dunia setengah jam setelah lahir,” ujar Dr. Abu Ibrahim Bakr, kepala dokter kandungan di Pusat Ginekologi Zahraa di Ghautah timur di mana bayi itu lahir.
Sang ibu dan keluarganya berada di Ghautah timur ketika serangan senjata kimia berskala besar diluncurkan pada 21 Agustus tahun lalu.
“Paparan senjata kimia benar-benar dapat menyebabkan deformasi janin, terutama jika kehamilan berada dalam tri semester pertama,” ujar Bakr melanjutkan.
Bayi lainnya, Fatima Abdel-Ghaffar, telah lahir dengan keadaan cacat, menurut kelompok pro-oposisi yang berbasis di Brussels. Ibu Fatima berada di Douma, Ghautah timur pada 21 Agustus lalu.
Bayi perempuan lainnya, Joud, baru-baru ini lahir tanpa kaki sebelah kiri dan dengan ujung jari yang hilang. Ibunya sedang hamil dua bulan ketika serangan senjata kimia diluncurkan pada Juli lalu di kota Homs, di mana ia tinggal saat itu. Joud lahir di rumah sakit Bab al-Hawa di Idlib, perbatasan dengan Turki.
Human Rights Watch (HRW) baru-baru ini mengeluarkan laporan yang menyatakan bahwa kelompok ini telah memiliki bukti kuat bahwa tentara rezim Suriah telah menjatuhkan gas klorin di tiga kota yang dikuasai oleh pejuang Suriah.
“Saksi mengatakan kepada HRW mereka melihat sebuah helikopter yang menjatuhkan bom barel atau mendengar suara helikopter sebelum ledakan dan diikuti bau aneh. Para saksi secara konsisten menjelaskan tanda-tanda dan gejala dari paparan klorin,” ujar laporan itu.
Seperti diketahui, hanya rezim yang memiliki helikpter karena pihak oposisi tidak memiliki kekuatan udara. (haninmazaya/arrahmah.com)