ALEPPO (Arrahmah.com) – Situasi perang Suriah menjadi satu memori di benak anak-anak suriah yang tidak mudah dilupakan. Laporan yang dirilis UNICEF PBB pada Maret ini, kejadian tersebut berdampak kepada psikologis anak-anak, empat sampai delapan juta anak atau 80% anak-anak Suriah telah terkena dampak konflik, baik yang tetap tinggal di dalam negri atau yang menjadi pengungsi ke negara-negara tetangga. Sekitar dua juta anak suriah membutuhkan dukungan dan perawatan psikiatris.
Terdapat satu kasus yang dipantau Al-Jazeera, kasus seorang anak yang bernama Muhammad (9 tahun) yang berasal dari Aleppo. Dia adalah salah seorang anak yang menjadi korban pemboman beberapa bulan yang lalu, dia melihat langsung ibunya hancur menjadi potongan-potongan, kejadian tersebut menyebabkan ia tidak bisa berbicara sementara.
Motivator Makarim Fathi mengatakan, “Muhammad tidak punya kemampuan membaca dan menulis, terdapat gangguan dalam proses berpikirnya, saat ini dia tidak bisa menikmati tidur karena kondisinya yang selalu dihantui mimpi buruk”
Fathi pun menambahkan adanya usaha untuk mengembalikan mentalnya tidak bisa dalam waktu yang sangat singkat, tapi membutuhkan proses yang panjang.
Kasus Muhammad adalah salah satu contoh dari puluhan ribu anak-anak korban Suriah yang menderita shock dan menjadi tidak mampu dalam belajar.
(maheera/arrahmah.com)