ISLAMABAD (Arrahmah.id) — Pengepungan rumah pemimpin Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) sekaligus mantan perdana menteri Imran Khan membuat gelombang internet mati total si seluruh negeri. Jutaan orang Pakistan pun terjebak isolasi digital selama tiga hari.
Dilansir The Express Tribune (22/5/2023), selama tiga hari hidup tanpa internet itu, kehidupan ekonomi warga Pakistan lumpuh, karena banyaknya pelaku usaha yang menggantungkan hidupnya dari internet.
“Dampak pemadaman digital paksa ini mempengaruhi berbagai individu dan industri yang semakin bergantung di internet untuk operasi sehari-hari mereka,” kata laman itu (22/5).
Di antara warga yang terdampak pemadaman internet itu adalah pengemudi online, dan layanan pengiriman, hingga freelancer, pemasar online, usaha kecil, serta perusahaan yang dikelola di rumah.
“Tidak adanya konektivitas internet menjadi pukulan yang sangat melumpuhkan, meninggalkan orang-orang dan entitas ini dalam kesulitan yang mengerikan,” sambungnya.
Mereka yang bekerja dari jarak jauh atau dari rumah juga mendapati diri mereka tidak bisa melaksanakan kewajiban profesional mereka.
Sementara pembuat konten media sosial terputus dari audiens mereka.
“Layanan kesehatan online yang penting untuk konsultasi jarak jauh dan bantuan medis, juga tidak bisa diakses, menimbulkan risiko potensial bagi kesejahteraan pasien yang tak terhitung jumlahnya,” jelasnya.
Tidak hanya itu, layanan penting masyarakat lainnya, seperti ATM dan sistem biometrik pun goyah. Hal ini semakin memperburuk kekacauan dan ketidaknyamanan yang dihadapi oleh penduduk akibat pemadaman internet.
Agar tetap terhubung dengan internet, tidak sedikit warga yang memanfaatkan layanan virtual private network (VPN).
Meski layanan ini berisiko, tidak ada cara lain bagi warga untuk mengakses platform media sosial.
“VPN menyediakan solusi bagi banyak orang, memungkinkan mereka untuk melewati batasan dan berhubungan kembali dengan komunitas online mereka,” pungkasnya. (hanoum/arrahmah.id)