DAMASKUS (Arrahmah.id) – Damaskus mengatakan pada Sabtu (3/2/2024) bahwa pendudukan AS di wilayah Suriah “tidak dapat dilanjutkan” setelah Washington melakukan serangan mematikan sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak yang menewaskan tiga tentara AS di Yordania.
Serangan malam tersebut menewaskan “sejumlah warga sipil dan tentara, melukai beberapa orang lainnya, dan menyebabkan kerusakan yang signifikan pada properti publik dan pribadi,” kata militer rezim Suriah dalam sebuah pernyataan.
“Pendudukan sebagian wilayah Suriah oleh pasukan AS tidak dapat dilanjutkan,” tambah pernyataan tersebut, menegaskan “tekad tentara untuk membebaskan seluruh wilayah Suriah dari terorisme dan pendudukan,” lansir AFP.
Amerika Serikat menyalahkan serangan pesawat tak berawak di Yordania pada Ahad, pada kelompok-kelompok yang didukung Iran, tetapi tidak menyerang di dalam wilayah Iran, dengan Washington dan Teheran yang tampaknya ingin menghindari perang habis-habisan.
Amerika Serikat memiliki sekitar 900 tentara di Suriah dan 2.500 tentara di negara tetangganya, Irak, sebagai bagian dari koalisi internasional melawan ISIS.
Serangan-serangan tersebut menewaskan sedikitnya 18 pejuang pro-Iran di bagian timur Suriah, menurut pemantau perang Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).
Sementara itu, Jenderal Yehia Rasool, juru bicara Perdana Menteri Irak, menyebut serangan-serangan tersebut sebagai “pelanggaran” terhadap kedaulatan negaranya dan mengatakan bahwa serangan-serangan tersebut akan membawa “konsekuensi-konsekuensi yang menghancurkan bagi keamanan dan stabilitas Irak dan kawasan.”
Perdana Menteri Mohamed Shia al-Sudani baru-baru ini menyerukan kepergian pasukan internasional dari Irak setelah serangan AS sebelumnya di Baghdad.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan bahwa Washington “telah menginformasikan pemerintah Irak sebelum melakukan serangan,” namun tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai tanggapan Baghdad.
Kirby mengatakan kepada para wartawan bahwa serangan tersebut berlangsung sekitar 30 menit, meskipun melibatkan perjalanan panjang untuk pesawat pengebom B-1 yang terbang dari Amerika Serikat.
Dia mengatakan Departemen Pertahanan masih menilai kerusakan akibat serangan tersebut, namun menambahkan bahwa Amerika Serikat yakin serangan tersebut berhasil dan menegaskan bahwa akan ada lebih banyak serangan berikutnya.
Kepala SOHR, Rami Abdel Rahman, mengatakan bahwa sedikitnya 26 lokasi utama yang menampung kelompok-kelompok pro-Iran dihancurkan di Suriah, termasuk gudang-gudang senjata.
Sebuah gudang senjata dan pusat komando milik kelompok pro-Iran juga menjadi sasaran di Irak barat, di sepanjang perbatasan Suriah, kata dua sumber keamanan Irak kepada AFP, yang mengakibatkan setidaknya “beberapa orang terluka.” (haninmazaya/arrahmah.id)