WASHINGTON (Arrahmah.com) – Sebuah kelompok advokasi Muslim AS pada Rabu (21/10/2015) mengkritik kandidat presiden dari Partai Republik Donald Trump atas komentarnya bahwa ia akan mempertimbangkan untuk menutup beberapa masjid di AS untuk melawan ISIS.
“Keinginan Donald Trump yang gamblang untuk menutup masjid-masjid di Amerika karena dia menganggap ‘ekstrimisme’ benar-benar tidak sesuai dengan Konstitusi dan prinsip-prinsip kebebasan beragama bangsa kita,” kata Robert McCaw, manajer urusan pemerintahan di Dewan Hubungan Islam Amerika, sebagaimana dilansir oleh Al Bawaba.
McCaw juga mengatakan bahwa pemerintah seharusnya tidak berhak untuk memutuskan kebebasan berbicara atau keyakinan agama seperti apa yang diterima di AS. Ia meminta Trump untuk memperjelas apa yang dimaksud dan untuk menjelaskan kriteria apa yang digunakan sampai bisa memutuskan untuk menutup masjid.
Dalam sebuah wawancara pada Rabu (21/10) dengan saluran berita Fox Business, Trump ditanya apakah ia akan meluncurkan inisiatif anti-ISIS seperti pemerintah Inggris, yang meliputi pembatalan paspor dari beberapa orang dan penutupan masjid tertentu.
“Saya benar-benar akan melakukan itu, menurut saya itu sangat bagus,” kata Trump. “Jika Anda pergi keluar, Anda pergi berjuang untuk ISIS [Daesh], Anda tidak bisa kembali. Mengapa Anda tidak bisa melakukannya? Anda bisa melakukannya di sini.”
Ketika pembawa acara Stuart Varney bertanya kepada Trump apakah ia bisa menutup sebuah masjid mengingat bahwa undang-undang AS melindungi kebebasan beragama, Trump menjawab: “Aku tidak tahu. Maksudku, aku belum mendengar tentang [undang-undang] penutupan masjid. Hal itu tergantung.”
Dalam pernyataannya, McCaw meminta Trump untuk memperjelas apa yang dimaksudnya dan untuk menguraikan kriteria apa yang akan digunakan untuk menentukan penutupan masjid.
Peran Islam di AS telah menjadi salah satu isu panas dalam pemilihan presiden dari Partai Republik.
Pada bulan September, calon presiden dari Partai Republik Ben Carson mengatakan bahwa Islam tidak sejalan dengan Konstitusi AS dan ia tidak akan mendukung presiden Muslim.
(ameera/arrahmah.com)