HOMSH (Arrahmah.com) – Dewan Umum Revolusi Suriah melaporkan hasil perhitungan sementara jumlah korban pembantaian oleh rezim Suriah selama sepekan ini mencapai angka 873 warga muslim gugur.
Di antara mereka terdapat 61 anak-anak dan 41 wanita, juga beberapa keluarga yang terbantai seluruh anggotanya. Sebagian besar korban gugur di propinsi Homsh, tepatnya distrik Bab Amru.
Aliansi Lokal Suriah juga melaporkan pada hari Sabtu (11/2/2012) sebanyak 15 warga muslim di Dir’a juga dibantai oleh tentara rezim Suriah. Mereka semakin menambah jumlah korban gugur di Homsh, Alepo, Idlib, Damaskus, dan daerah lainnya.
Sementara itu, hari Ahad (12/2/2012) ini Kairo menyelenggarakan tiga pertemuan tingkat mentri luar negeri untuk membahas perkembangan situasi di Suriah. Para mentri luar negeri Negara-negara Dewan Kerjasama Teluk melakukan pertemuan dipimpin mentri luar negeri Arab Saudi, pangeran Sa’ud al-Faishal.
Pertemuan itu disusul dengan pertemuan panitia kerjasama departemen luar negeri negara-negara Arab untuk konflik Suriah, dipimpin oleh mentri luar negeri Qatar syaikh Hamd bin Jasim bin Jabr alu Tsani.
Adapun pertemuan terakhir adalah pertemuan para pemimpin Dewan Liga Arab. Ketiga pertemuan ini dilakukan setelah Cina dan Rusia memveto rancangan sanksi PBB untuk rezim Suriah.
Selama ini negara-negara Arab hanya mengulur-ulur waktu dan member kesempatan selebar-lebarnya kepada rezim Nushairiyah Suriah untuk membantai warga muslim Suriah. Bagaimanapun juga, kejatuhan rezim Suriah akan mengundang revolusi rakyat muslim di negara-negara Arab lainnya yang selama ini menjadi boneka Amerika.
Itulah sebabnya pemerintahan negara-negara Arab hanya bermain retorika dan mengirim utusan pengawas. Mereka seakan mengecam rezim Suriah. Lebih dari itu mereka tidak melakukan tindakan nyata apapun. Mendukung revolusi rakyat muslim Suriah sama artinya dengan mencari kejatuhan rezim mereka sendiri.
(muhib al-majdi/arrahmah.com)