DAMASKUS (Arrahmah.com) – Lebih dari 500 warga sipil Suriah tewas dalam satu pekan, sebagian besar dalam serangan udara pengecut oleh pasukan rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad dan Rusia, di beberapa kota yang dilanda perang.
Jumlah korban yang dirilis pada Sabtu (20/8/2016) oleh Komite Koordinasi Lokal (LCC), jaringan akar rumput aktivis di Suriah, mencatat 508 korban sipil tewas antara 13 sampai 19 Agustus, termasuk 96 anak dan 73 perempuan, lansir Al Jazeera pada Ahad (21/8).
Sebagian besar kematian terjadi dalam pemboman udara oleh Rusia dan rezim Asad di Aleppo, Idlib, Damaskus dan Hama, menurut LCC.
Di kota Aleppo dan pinggirannya, sedikitnya 205 orang dari total 508 telah tewas dalam penembakan terhadap lingkungan timur yang dikuasai oleh pejuang Suriah dan dalam bentrokan dengan pasukan Asad dalam pertempuran untuk memecah blokade.
Moataz Hamouda, seorang aktivis yang berbasis di Aleppo mengatakan kematian warga sipil meningkat tajam saat rezim Asad telah kehilangan wilayah.
“Rusia menanggapi kekalahan di front Aleppo setelah pukulan kuat yang dilancarkan oleh pejuang Suriah terhadap loyalis rezim,” ujar Hamouda kepada Al Jazeera, mengacu pada pemecahan pengepungan Aleppo.
“Memecah pengepungan kota, dan pengambilalihan benteng militer oleh pejuang Suriah juga telah membuat frustasi rezim dan Rusia,” lanjutnya.
“Mereka juga sangat panik dan terus meningkatkan penggunaan senjata yang dilarang, dari rudal cluster sampai bom fosfor dan napalm.”
Setelah kota terbesar di Suriah, Aleppo, terbagi antara wilayah timur yang dikontrol oleh pejuang Suriah dan barat yang dikontrol oleh rezim, pasukan rezim melancarkan serangan terus-menerus untuk merebut kembali setengah wilayah yang dikuasai oleh pejuang Suriah, memaksakan pengepungan selama sebulan yang berhasil dipecah oleh pejuang Suriah.
LCC juga mencatat tewasnya 93 warga sipil di Idlib, 52 di Homs, 51 di Damaskus, 38 di Deir Azzur dan 34 di Hama, dengan mayoritas korban tewas dalam serangan udara.
Daerah pemukiman, Masjid-masjid dan pasar juga menjadi target perangan, ujar Zouhir Al-Shimale, seorang wartawan lokal dan penduduk Aleppo.
“Terlepas dari penargetan harian lingkungan-lingkungan di Aleppo dengan bom cluster dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya, puluhan aktivis dan warga sipil telah tewas dan terluka dalam beberapa hari terakhir,” ujar Shimale kepada Al Jazeera.
“Hal ini menyebabkan eksodus besar dari kota dari lingkungan yang dibebaskan di Aleppo di bagian timur, ke pinggiran kota dan juga Turki,” katanya.
“Warga sipil sangat takut akan jet tempur yang selalu terbang di langit.”
Shimale melanjutkan bahwa hampir setengah dari penduduk kota diperkirakan telah meninggalkan kota di tengah pemboman udara di jalan-jalan utama dan daerah pemukiman. (haninmazaya/arrahmah.com)