YANGON (Arrahmah.com) – Setidaknya 82 orang tewas dalam satu hari dalam tindakan keras oleh pasukan keamanan Myanmar terhadap pengunjuk rasa pro-demokrasi, menurut laporan media lokal independen dan sebuah organisasi yang melacak korban sejak perebutan kekuasaan Februari oleh militer, pada Sabtu (10/4/2021).
Korban tewas hari Jumat di Bago adalah yang terbesar untuk satu kota sejak 14 Maret, ketika lebih dari 100 orang tewas di Yangon, kota terbesar di negara itu. Bago berada sekitar 100 kilometer (60 mil) ke timur laut Yangon, lansir AP.
Korban tewas 82 adalah salah satu yang dikumpulkan oleh Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, yang mengeluarkan jumlah harian korban dan penangkapan dari tindakan keras setelah kudeta 1 Februari yang menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi.
Penghitungan mereka diterima secara luas dan disebut sangat kredibel karena kasus tidak ditambahkan ke total mereka sampai dikonfirmasi, dengan rincian dipublikasikan di situs web mereka.
Dalam laporannya pada Sabtu, kelompok itu mengatakan bahwa mereka memperkirakan jumlah korban tewas di Bago akan meningkat karena lebih banyak kasus yang diverifikasi.
Situs berita online Myanmar Now juga melaporkan bahwa 82 orang telah tewas, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang terlibat bekerja sebagai relawan penyelamat. Myanmar Now dan media lokal lainnya mengatakan jenazah telah dikumpulkan oleh militer dan dibuang di halaman pagoda Buddha.
Setidaknya 701 pengunjuk rasa dan pengamat telah dibunuh oleh pasukan keamanan sejak kudeta militer, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.
Serangan ke Bago adalah yang ketiga dalam seminggu terakhir yang melibatkan penggunaan kekuatan besar-besaran untuk mencoba menghancurkan oposisi yang gigih terhadap junta yang berkuasa. (haninmazaya/arrahmah.com)