AFGHANISTAN (Arrahmah.com) – Kasus pembunuhan pasukan teroris asing pimpinan AS-NATO di Afghanistan oleh orang dalam terus terjadi. Dalam satu hari saja, 10 salibis Amerika Serikat (AS) telah tewas oleh orang yang berada di jajaran pasukan boneka yang dilatih oleh AS sendiri. Ini bukti lain dari kegagalan AS di Afghanistan.
Pada hari Kamis (9/8/2012), di provinsi Helmand, seorang polisi Afghan menelepaskan tembakan ke arah sekumpulan pasukan salib AS yang sedang berkumpul di daerah Sarwan Kala untuk sebuah acara makan malam, namun acara makan malam gagal karena tembakan polisi yang bernama Asadullah itu menewaskan 4 salibis dan melukai tiga lainnya.
Sementara di provinsi Laghman, pada hari yang sama, Abdus Samad seorang warga provinsi Kunar yang terdaftar dalam Tentara Nasional Afghan (ANA) membalikkan senjatanya ke arah pasukan teroris AS di pangkalan gabungan NATO-Afghan dan melepaskan peluru ke semua mereka yang ada di dalamnya serta melemparkan 5 granat tangan. Aksi Abdus Samad itu telah menewaskan 6 salibis AS dan melukai 3 lainnya. Setelah pria Afghan pemberani itu menyelesaikan misinya, menurut Mujahidin ia hendak meninggalkan pangkalan tersebut namun ia ditembak oleh helikopter musuh hingga syahid (insya Allah).
Serangan-serangan green-on-blue attacks semacam ini adalah salah satu bentuk kekalahan yang memalukan dan merugikan bagi AS, mengingat pasukan boneka Afghan dilatih dan dibayar oleh mereka, belum lagi infiltrasi Taliban yang hampir tak bisa dideteksi.
AS mulai mengakui bahwa perang yang dilancarkannya gagal. Laporan yang diungkapkan oleh Dexter Filkins, seorang wartawan perang asal AS, cukup untuk menegaskan kegagalan AS di Afghanistan. “Setelah sebelas tahun, hampir dua ribu warga Amerika tewas (laporan Mujahidin Taliban lebih dari ini-red), 16 ribu warga Amerika luka-luka, hampir 4 milyar dolar telah dihabiskan, dan lebih dari 12 ribu warga sipil Afghan tewas sejak 2007, perang di Afghanistan telah menjadi begini: ‘Amerika Serikat pergi, misi tidak tercapai.'” (siraaj/arrahmah.com)