ANKARA (Arrahmah.id) – Presiden Recep Tayyip Erdoğan menegaskan kembali komitmen Turki untuk memerangi krisis biaya hidup serta dukungan yang konsisten terhadap Palestina dan 11 provinsi yang dilanda gempa bumi di negaranya dalam pesannya untuk Idulfitri, yang juga dikenal sebagai Ramadhan Bayram.
“Karena perang di Gaza, serta berbagai penderitaan di seluruh Turki, kami menyambut Idul Fitri dalam suasana yang sedikit muram,” kata Erdogan dalam sebuah pesan video, seperti dilansir Daily Sabah.
Meratapi bahwa perang di Gaza telah menjadi “luka yang berdarah tidak hanya di hati kita tetapi juga di hati nurani seluruh umat manusia” sejak 7 Oktober, ia mengatakan bahwa ia berharap Idulfitri akan membawa “kedamaian dan ketenangan bagi negara kita, dunia Muslim, dan seluruh umat manusia.”
“Türki telah menunjukkan bahwa kami mendukung rakyat Palestina di masa-masa sulit ini dengan bahan bantuan yang telah kami kirimkan ke wilayah tersebut, yang totalnya melebihi 45.000 ton,” kata Erdogan.
“Kami akan melanjutkan dukungan kami kepada saudara-saudara Palestina sampai pertumpahan darah di Gaza berhenti dan mereka tinggal di Palestina yang merdeka, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, berdasarkan perbatasan tahun 1967.”
Presiden juga mengecam Israel atas agresinya terhadap Jalur Gaza yang dilanda perang, yang telah berada di bawah blokade ilegal “Israel” selama 17 tahun dan berbulan-bulan serangan “Israel” tanpa henti, menewaskan puluhan ribu orang, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
“Sejak 7 Oktober, kami telah menghadapi pemandangan kebrutalan di mana rumah sakit, sekolah, gereja, dan masjid, yang seharusnya tidak menjadi sasaran bahkan dalam perang, sengaja dibom,” katanya.
Menyebutkan bagaimana 33.000 warga Palestina telah terbunuh oleh ‘Israel’ sejauh ini sementara lebih dari 75.000 lainnya terluka dalam serangan ‘Israel’, Erdogan juga mendoakan agar Allah SWT mengampuni mereka yang kehilangan nyawa dan pemulihan yang cepat bagi mereka yang terluka.
Perang “Israel”, yang kini memasuki bulan keenam, telah mendorong 85% penduduk Gaza mengungsi di tengah-tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur daerah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB. (haninmazaya/arrahmah.id)