RAMALLAH (Arrahmah.com) – Amerika Serikat telah mempercepat persiapannya untuk menjadi tuan rumah upacara resmi penandatanganan perjanjian bersejarah yang dicapai antara Uni Emirat Arab (UEA) dan ‘Israel’ untuk menormalisasi hubungan, lapor Asharq Al Awsat, Minggu (6/9/2020).
Pemerintah AS dan pemerintah ‘Israel’ terus melakukan kontak untuk menyetujui rincian acara tersebut, yang akan dihadiri oleh Presiden AS Donald Trump, Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu, dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed.
Kesepakatan itu diharapkan akan ditandatangani pada 13 September, yang bertepatan dengan peringatan 27 tahun penandatanganan Perjanjian Oslo 1993 antara ‘Israel’ dan Palestina di Gedung Putih.
Sementara itu, ‘Israel’ masih belum sepakat untuk menjual pesawat tempur F-35 atau senjata canggih AS lainnya ke UEA.
Menteri Intelijen Eli Cohen berkata: “Tel Aviv akan menekan Kongres AS untuk menghentikan penjualan.”
“Kami menentang itu, kami tidak akan menyetujui kontrak penjualan apa pun … dan kami akan bertindak menentang penjualan senjata apa pun yang akan membahayakan superioritas militer kualitatif ‘Israel’, termasuk F-35.”
Pernyataannya dibuat setelah Netanyahu pada hari Jumat (4/9) membantah laporan New York Times, yang sekali lagi mengklaim bahwa dia telah memberikan persetujuannya untuk kesepakatan senjata.
“Mengulangi tuduhan palsu terhadap Perdana Menteri tidak membuatnya benar,” kata kantornya dalam sebuah pernyataan.
“Dalam pembicaraan dengan Amerika Serikat yang mengarah ke terobosan bersejarah dengan Uni Emirat Arab pada 13 Agustus, Perdana Menteri tidak memberikan persetujuan kepada ‘Israel’ untuk penjualan senjata canggih ke Emirat.”
Cohen mendukung pernyataan Netanyahu dan mengatakan dia menghadiri pertemuan kabinet dan berbicara dengan Netanyahu yang mengatakan dengan tegas bahwa tidak ada kesepakatan semacam itu dan dia tidak memberikan persetujuan. (Althaf/arrahmah.com)