LONDON (Arrahmah.com) – Sebuah badan amal yang didirikan oleh surat kabar Daily Mail menyumbangkan 100.000 masker wajah yang dicurigai dibuat oleh warga Uighur yang ada di kamp konsentrasi Cina pada NHS, program kesehatan di Inggris.
Masker tersebut dibeli dari Medwell Medical Products, sebuah perusahaan yang diduga mengeksploitasi tenga kerja Muslim Uighur yang ditahan di kamp-kamp konsentrasi milik Cina.
“Masker yang dimaksud mewakili 0,2% dari 42 juta item APD yang kami kirim ke Inggris. Kami dengan tegas menentang kerja paksa dalam bentuk apa pun,” dalih juru bicara badan amal Mail Force sebagaimana dikutip dari BBC (2/12/2020).
Pada April, di tengah kekurangan APD di Inggris, surat kabar Daily Mail dan pemilik General Trust meluncurkan badan amal Mail Force, untuk mencari dan menyediakan peralatan untuk NHS dan pekerja medis.
Sejak itu, Mail Force telah menyediakan jutaan item APD, serta peralatan pengujian untuk rumah sakit seperti Great Ormond Street di London serta panti jompo.
Lebih dari £ 11 juta telah disumbangkan oleh pembaca Daily Mail, bisnis mitra, dan pemilik surat kabar, Viscount Rothermere.
Hanya beberapa hari setelah badan amal itu didirikan, tak kurang 100.000 masker dan 50.000 baju APD dikirimkan kepada pekerja.
The Daily Mail kemudian menerbitkan dua video yang menunjukkan reporternya mengirimkan kotak APD. Kotak masker sekali pakai tersebut diberi tanda dengan jelas Medwell.
Faktanya, pabrik Medwell, di kota Fenglin, Jiangxi, Cina timur, diidentifikasi oleh New York Times pada Juli sebagai pabrik yang diduga menggunakan tenaga kerja paksa dari muslim Uighur di negara itu.
Medwell membuat berbagai APD dan mengirimkan produknya ke seluruh dunia, termasuk ke AS, yang terdaftar di Food and Drug Administration (FDA).
Setidaknya beberapa masker perusahaan telah berakhir di gudang pasokan NHS, yang berbasis di Daventry, Northamptonshire, pusat dari mana NHS memasok APD untuk rumah sakit dan rumah perawatan Inggris.
Awal bulan ini, menteri kesehatan Lord Bethell mengonfirmasi penyelidikan stok di gudang itu “menunjukkan catatan penerimaan masker APD yang diproduksi oleh Produk Medis Medwell”.
Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial mengatakan: “Masker-masker ini disumbangkan melalui perantara dan hanya mewakili sebagian kecil dari keseluruhan APD yang dipasok. Masker telah dilepas seluruhnya dari rantai distribusi.
“Kami mengharapkan semua pemasok NHS untuk mengikuti standar hukum dan etika tertinggi dan uji tuntas yang tepat dilakukan untuk semua kontrak pemerintah.”
Seorang juru bicara badan amal Mail Force menambahkan: “Bekerja sama dengan departemen pemerintah terkait, kami memastikan bahwa semua item memenuhi standar pengadaan yang relevan.
“Setiap batch telah disetujui oleh inspektur Departemen Kesehatan sebelum dibeli dan sebelum dikirim. Meskipun demikian, kami mengetahui pada bulan November bahwa bagian dari satu pengiriman APD mungkin berasal dari satu pabrik di Cina, di mana sejak itu disarankan bahwa kerja paksa telah digunakan,” kata juru biara.
Badan amal tersebut mengatakan lebih dari 60% APD yang dipasoknya diproduksi di Inggris.
Dalam sebuah pernyataan, Kedutaan Besar Inggris di Cina mengatakan pekerja dari semua kelompok etnis memiliki kebebasan untuk memilih pekerjaan dan lokasi kerja mereka tanpa batasan kebebasan pribadi mereka. Dikatakan “tidak ada yang namanya kerja paksa” di Cina. (Hanoum/Arrahmah.com)