JAKARTA (Arrahmah.com) – Robyansah, da’i Dewan Da’wah yang pernah setahun bertugas di Pulau Buru, Maluku, mengisahkan sedikit kisah pengabdian para dai di pedalaman Nusantara.
“…bahkan, untuk bertahan hidup, da’i tersebut selama sepekan hanya memakan pucuk dedaunan,” ungkapnya, sebagaimana dilaporkan kontributor arrahmah.com, Ruslan dan Nurbowo.
Hal ini diungkapkan di hadapan jamaah pengajian MKPD (Majelis Kajian dan Pengembangan Da’wah) Al-Ridho di Masjid Al-Ridho Perumahan Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Ahad (15/12/2013).
Robyansah juga memaparkan, hingga saat ini Dewan Dakwah sudah menempatkan sekitar 300 da’i di pedalaman Nusantara. Sebagian besar adalah da’i senior yang sudah bertugas sejak Dewan Dakwah dipimpin DR. Muhammad Natsir.
Untuk melayani daerah yang masih belum tersentuh dakwah, Dewan Dakwah sejak beberapa tahun terakhir menempatkan da’i sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) M Natsir, Jakarta. Program pengabdian dakwah setahun itu menjadi syarat wajib untuk mengikuti wisuda sarjana STID. Dan bila rapor pengabdiannya bagus, da’i mendapat beasiswa pendidikan S-2.
”Tahun 2013-2014 ini, Dewan Dakwah menempatkan 27 da’i sarjana di daerah pedalaman yang tersebar di 9 provinsi,” ujar Robyansah.
Di akhir diskusi, para peserta secara spontan menghimpun donasi hingga beberapa juta rupiah untuk mendukung program dakwah pedalaman Dewan Dakwah. Dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al-Ridho berkomitmen untuk memberikan bantuan untuk dakwah pedalaman senilai Rp 1 juta perbulan. Jazakumullohu khoiron. (azm/arrahmah.com)