BANDUNG (Arrahmah.com) – Jelang Idul Fitri dan melonjaknya permintaan akan daging, merebak isu dugaan pencampuran daging sapi dengan daging babi hutan atau celeng.
Pasalnya salah seorang warga Kompleks Orange District, Cinunuk-Bandung, Sulastri (34), mencurigai daging yang dibelinya dari satu pasar di Jalan Ibrahim Adjie pada akhir pekan lalu itu bukanlah daging sapi.
Seperti dikutip dari sejumlah portal online, Sulastri warga Bandung, Jawa Barat, saat itu dirinya hendak membeli daging. Kebetulan, kios pedagang daging sudah tutup dan ada satu kios yang masih buka. “Jam satu-an lah saya belinya, karena memang sudah pada sepi dan tutup,” ucapnya.
Kecurigaannya itu muncul saat daging direbus dipanci, pas direbus warna daging berbeda dengan biasa yang direbusnya. “Saya kemudian angkat dan teliti daging itu. Ternyata, serat daging lebih kecil. Padahal, biasanya daging sapi memiliki serat lebih besar. Aroma yang dikeluarkan daging tersebut sangat tak enak dicium, lebih anyir,” kata Sulastri, Senin (30/7/12).
Tidak hanya itu, warna daging, setelah direbus menjadi merah muda. “Biasanya kan, daging sapi berwarna kecoklatan setelah matang. Bahkan kuahnya pun jadi berwarna putih bukannya cokelat,” ucapnya.
Sulastri pun khawatir daging yang dimasaknya itu merupakan daging celeng bukan daging sapi langsung membuang daging tersebut. “Saking jijiknya saya buang dengan panci-pancinya karena saya khawatir,” katanya.
Dengan adanya kejadian ini, dirinya berharap, Pemkot Bandung secara serius dalam mengawasi penjualan daging dipasar-pasar.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Dinas Pertanian (Distan) dan Ketahanan Pangan (KP) Kota Bandung, Elly Wasliah kepada wartawan mengaku pihaknya belum mendapatkan laporan mengenai pencampuran dan penjualan daging celeng atau babi.
“Belum ada laporan dan di pasar kawasan Jalan Ibrahim Adji (Kiaracondong) pun sebetulnya tidak ada pedagang yang menjual daging babi karena tidak semua pasar tradisional diperbolehkan menjual daging itu,” ucap Elly. (bilal/LICOM/arrahmah.com)