SUMENEP (Arrahmah.com) – Pemerintah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menunjuk Pondok Pesantren (Ponpes) Annuqayah yang berada di Kecamatan Guluk-Guluk untuk dijadikan tempat rujukan isolasi pasien Covid-19.
Kebijakan penambahan ruang isolasi tersebut diinstruksikan langsung oleh Bupati Sumenep Achmad Fauzi, karena ruang isolasi Covid-19 di RSUD dr H Moh Anwar penuh.
Pemerintah memberikan beberapa tempat alternatif di antaranya di rumah isolasi darurat Covid-19 (RIDC) Kecamatan Batuan, dan Ponpes Annuqayah di Kecamatan Guluk-Guluk.
“Kita punya ruang isolasi di antaranya di Kecamatan Batuan, ada RIDC. Kemudian di Kecamatan Guluk-Guluk ada Ponpes Annuqayah,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Sumenep Edy Rasiyadi, pada Jumat (9/7/2021).
Edy Rasiyadi mengatakan jika ruang isolasi di RIDC penuh, puskesmas bisa menjadi alternatif untuk menampung pasien Covid-19. Artinya pasien Covid-19 tidak harus diisolasi di rumah sakit.
“Kalau seandainya di RIDC Batuan penuh, maka bisa menggunakan yang di Ponpes Annuqayah. Tetapi, dalam kondisi ringan kita minta bantuan petugas puskesmas,” jelas Edy.
Anggota Satgas Covid-19 Ponpes Annuqayah, Hazmi Basyir, mengungkapkan bahwa bangunan atau tempat yang dijadikan rujukan pasien Covid-19 tersebut jaraknya beberapa ratus meter dari kompleks pondok pesantren tersebut.
“Di Annuqayah itu memang ada bangunan rusunawa, lokasinya sekitar 500 meter dari kompleks pondok. Ini yang dimaksud pemerintah tempat khusus menampung pasien Covid-19,” kata Hazmi, dilansir CNNIndonesia.
Hazmi menjelaskan, di tahun 2020 lalu bangunan rusunawa itu disewa Bina Sehat Jakarta yang bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Sumenep untuk penanganan pasien Covid-19.
“Saat ini memang kontraknya belum habis, jadi mereka menggunakan sisa waktu yang masih tersedia. Syarat pasien yang dirawat, adalah pasien dengan gejala ringan, tapi tidak bisa isolasi mandiri. Kalau mau isolasi mandiri, ya harus di rumahnya,” ungkapnya.
Hazmi menegaskan bahwa rusunawa tersebut hanya diperuntukkan bagi pasien Covid-19 dengan gejala ringan.
“Jadi kalau yang penyakit berat tidak bisa dirawat disana, karena standar alat dan pelayanannya sudah di-setting untuk yang kondisi ringan, dan tempatnya tertutup untuk umum,” paparnya. (rafa/arrahmah.com)