JAKARTA (Arrahmah.com) – Pada 2 Juli 2011 nanti, PT Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ) akan meluncurkan produk baru Commuter Line. Keberadaan Commuter Line, sekaligus meniadakan KRL Ekspres dan KRL AC Ekonomi.
Commuter Line ini merupakan salah satu penataan ulang pola operasi, di mana kereta ditargetkan akan menjadi tulang punggung transportasi pada tahun 2019. PT KCJ mengakui ada beberapa penyesuaian yang akan terjadi.
Pengelolaan antara kereta komuter AC dan ekonomi non-AC pun akan dipisah. PT KCJ akan menangani kereta komuter AC, sedangkan komuter non-AC yang masih mendapatkan Public Service Obligation (PSO) alias subsidi ditangani induk PT KCJ, yaitu PT Kereta Api Indonesia (KAI).
“Untuk awal kita mengubah pola operasi, semua KA berhenti di setiap stasiun agar distribusi pelayanan pada penumpang meningkat,” ujar Corporate Secretary PT KCJ Makmur Syaheran, Jumat (10/6/2011).
Ia mengungkapkan. Tidak akan ada lagi susul menyusul jadwal kereta seperti antara KRL Ekspres, KRL AC Ekonomi dan KRL Ekonomi. Semua kereta akan memiliki waktu tempuh sama.
“Waktu tempuhnya sama. Pada dasarnya kami ini mestinya seperti melakukan single service, semua mendapat perlakuan sama, yang membedakan dalam gerbong saja. Seperti pesawat, antara Garuda dan Lion atau yang lain. Jakarta-Yogya waktunya sama, hanya servisnya yang membedakan dalam pesawat,” jelas Makmur.
Makmur mengakui dengan adanya pola baru ini waktu tempuh rata-rata bertambah sekitar 15-30 menit dibandingkan dengan KRL Ekspres. “Ini memang mengubah jam biologis penumpang. Kalau ngurus-satu-satu ya susah,” jelas dia.
Sementara itu untuk urusan tariff, Commuter Line akan mengenakan tarif baru yang flat, yakni berhenti di stasiun yang jauh atau dekat, sama saja. Untuk jurusan Bogor – Jakarta, penumpang KRL Commuter Line harus mengeluarkan uang sebesar Rp 9.000. Sedangkan untuk KRL jurusan Manggarai – Serpong atau Bekasi – Jakarta, harga tiketnya adalah Rp 8.000. Tarif dibuat sesuai formula dan peraturan yang berlaku dan sudah diberitahukan ke pemerintah. Sedangkan untuk tariff ekonomi merupakan wewenang PT KA.
Tidak hanya itu, PT KCJ berusaha untuk mengimbangi dari sisi pelayanan. Makmur juga mengatakan sudah menerima kritikan dan masukan dari berbagai komunitas pengguna KRL.
“Ada Standar Pelayanan Minimal (SPM). Kemarin sudah ketemu dengan KRL mania, mereka meminta SPM yang ringan-ringan seperti lampu, pengumuman dan pengamanan. Pengamanan di KA kita sudah menambah, yang biasanya satu rangkaian maksimal 4 orang, sekarang minimal 8 orang,” jelasnya.
Pengamanan di KA itu baru 60 persen kereta yang ditangani saat ini. Ke depan, di setiap stasiun juga akan dilengkapi 2 CCTV yang akan memonitor kepadatan penumpang.
Terkait tentang jalur, nantinya jalur KA commuter akan ada 2 bagian. Tepatnya pada akhir tahun 2011, akan diberlakukan pola circle line. Yaitu Jatinegara-Manggarai-Tanah Abang-Duri-Jakarta Kota-Senen.
Sedangkan untuk komuter luar kota, rutenya Bogor-Manggarai, Serpong-Tanah Abang, Tangerang-Duri, Bekasi-Jatinegara.
“Sekarang ada 37 rute, nanti hanya 5 rute. Ini pada akhir tahun 2011. Sehingga tidak lagi terjadi crossing. Kalau sekarang semua kereta masuk Manggarai, ruwet,” jelasnya.
Makmur mengungkapkan ke depannya, PT KCJ juga akan menambah 200 gerbong 2 tahun ini. Sehingga, kereta yang baru, akan langsung masuk mengikuti pola operasi yang baru diterapkan pada 2 Juli itu.
Untuk itu Makmur meminta pengertian penumpang dengan adanya beberapa penyesuaian pada 2 Juli 2011 nanti. (dns/rasularasy/arrahmah.com)