KHARTOUM (Arrahmah.id) — Para aktivis pro demokrasi di Sudan pada Kamis (4/7/2024) mengatakan, sekitar 25 orang tenggelam di sungai Nil, ketika mencoba melarikan diri dari perang antara pasukan Sudan dan pasukan paramiliter di wilayah tenggara negara itu.
“Sekitar 25 warga, kebanyakan dari mereka perempuan dan anak-anak, telah meninggal dalam sebuah perahu yang tenggelam, ketika menyeberangi sungai Nil Biru di bagian tenggara negara bagian Sennar,” Komite Perlawanan Lokal mengatakan itu dalam sebuah pernyataan. dikutip dari Arab News (5/7).
Komite ini adalah satu dari ratusan organisasi di seluruh Sudan yang pernah mengorganisir protes pro demokrasi dan mengoordinasikan bantuan di garis depan, sejak perang antara pasukan dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) dimulai tahun lalu.
“Seluruh anggota keluarga hilang dalam insiden ini,” kata mereka.
Pada Sabtu, RSF mengumumkan bahwa mereka telah merebut sebuah pangkalan militer di Sinja, ibu kota negara bagian Sennar, di mana lebih setengah juta orang mencari perlindungan dari perang.
Para saksi mata juga melaporkan, bahwa RSF menyapu seluruh desa-desa di kawasan itu, mendesak warga untuk melarikan diri dengan perahu-perahu kayu kecil melintas sungai Nil.
Sekurangnya 55 ribu orang telah melarikan diri dari Sinja dalam tiga gelombang, kata PBB pada Senin.
Lebih dari 10 juta orang kini mengungsi di seluruh Sudan, dalam apa yang disebut PBB sebagai krisis pengungsian terburuk di dunia. (hanoum/arrahmah.id)