MOSKOW (Arrahmah.com) – Seorang wartawan internasional senior untuk CNN dalam sebuah laporan dari Moskow, bersaksi bahwa Rusia, seperti 150 tahun yang lalu, ketika perbudakan formal dihapuskan, tetap menjadi negara budak.
Matthew Chance menulis :
“Saya sekarang di Moskow. Hari ini bentuk-bentuk modern dari perbudakan bertahan di sini.
Sejak runtuhnya Uni Soviet pada awal 90-an, Rusia telah menjadi pusat perdagangan manusia. Baik laki-laki dan perempuan diperdagangkan di negara bekas Uni Soviet lainnya untuk eksploitasi seksual dan kerja paksa di luar negeri.
Rusia juga merupakan tujuan bagi individu diperdagangkan, dengan berkembang perdagangan seks yang menarik perempuan dan laki-laki dari daerah ini dan sekitarnya.
Pekerja migran, terutama dari Asia Tengah, bekerja di peternakan dan lokasi pembangunan di seluruh negeri. Oknum pedagang sering memaksa mereka untuk menyerahkan paspor mereka dan bekerja dengan sedikit atau bahkan tanpa upah.
Pihak berwenang mengatakan bahwa mereka melakukan segala sesuatu yang mereka bisa untuk mengakhiri perdagangan. Namun para relawan mengatakan geng kriminal yang terorganisir dengan baik bertanggung jawab dan mereka didukung oleh pejabat korup, membuat perang melawan perbudakan modern di sini di Rusia sangat sulit”.
Juga disebutkan dalam konteks ini bahwa perdagangan budak di Rusia terutama dilakukan oleh apa yang disebut “tentara keamanan” FSB, Kementrian Dalam Negeri, Intelijen Militer (GRU) dan Departemen Pertahanan dan lainnya.
Beberapa tahun lalu, secara luas dilaporkan mengenai geng internasional yang terkait dengan perbudakan seksual di luar negeri, sekitar 130 gadis dari Rusia dan negara lainnya. Geng ini dipimpin oleh seorang kolonel dari Direktorat Intelijen Utama (GRU). (haninmazaya/arrahmah.com)