WASHINGTON (Arrahmah.id) – Pengambilalihan pembicaraan antara Tel Aviv dan Hamas oleh ajudan terdekat perdana menteri ‘Israel’, Ron Dermer, telah memiliki “efek pelambatan yang mendalam pada diskusi untuk menghidupkan kembali gencatan senjata yang dilanggar,” dan Amerika Serikat menjadi tidak sabar, menurut laporan CNN.
Sebelumnya, tim negosiasi ‘Israel’ dipimpin oleh kepala intelijen David Barnea dan Ronen Bar. Namun, “ada pergeseran yang jelas dalam prioritas (‘Israel’),” kata seorang sumber kepada CNN, seraya menambahkan bahwa “negosiasi tampaknya dipolitisasi oleh tim ‘Israel’.”
Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu telah “menyingkirkan” Barnea, kepala Mossad, dan memecat Bar, yang mengawasi badan keamanan dalam negeri Shin Bet.
Laporan tersebut mengutip pernyataan seorang warga Amerika yang mengadvokasi keluarga tawanan ‘Israel’ yang mengatakan bahwa “pertimbangan politik tim ‘Israel’ yang dipimpin Dermer tidak memberikan dampak positif.”
Menurut sumber yang dikutip dalam laporan tersebut, “Tidak ada kejelasan mengenai tujuan (‘Israel’),” dan “Amerika menjadi tidak sabar.”
Tawanan
Awal pekan ini, Netanyahu membantah tuduhan bahwa pembebasan para tawanan bukanlah prioritas utama dalam negosiasi.
Forum Sandera dan Keluarga Hilang di ‘Israel’ baru-baru ini menuduh Dermer, dalam sebuah surat, meninggalkan mereka “dalam kegelapan total,” demikian laporan CNN.
Forum tersebut mengatakan bahwa ketika ia ditunjuk sebagai kepala tim negosiasi, “kami dijanjikan bahwa ini akan membantu mencapai terobosan dalam perjanjian baru.”
“Pada kenyataannya, lebih dari sebulan telah berlalu dan tidak ada kemajuan yang terlihat,” demikian isi surat tersebut.
‘Israel’ memperkirakan bahwa 59 tawanan masih ditahan di Gaza, dengan sedikitnya 22 di antaranya masih hidup, menurut kantor berita Anadolu.
Para tawanan itu diperkirakan akan dibebaskan pada tahap kedua gencatan senjata Gaza dan perjanjian pertukaran tawanan, yang mengharuskan ‘Israel’ untuk sepenuhnya menarik pasukannya dari Gaza dan mengakhiri perang secara permanen, badan itu menambahkan.
Namun, ‘Israel’ memperbarui serangan genosida terhadap Gaza dan melanggar perjanjian gencatan senjata Januari. (zarahamala/arrahmah.id)