KAIRO (Arrahmah.com) – CNN mengutip ungkapan seorang jenderal Mesir tak bernama yang mengaitkan serangan Minggu lalu di perbatasan Sinai dengan Angkatan Darat Al-Galgala yang memisahkan diri Hamas.
Menurut jaringan CNN, seorang jenderal yang tidak disebutkan namanya yang diduga bekerja di aparat intelijen Mesir, menyatakan pada hari Kamis (9/8/2012) bahwa serangan hari Minggu di perbatasan Sinai mungkin telah menjadi aksi Angkatan Darat “Al-Galgala” yang ia tuduh terdiri dari mantan anggota Hamas yang memisahkan diri dari kelompok yang berbasis di Gaza karena “ideologi ekstrim” mereka.
Jenderal itu, yang berbicara secara anonim, menegaskan bahwa organisasi tersebut memiliki “ratusan” gerilyawan di wilayah tersebut. Pemimpinnya, Abdul Latif Moussa, tewas oleh Hamas pada tahun 2009.
Jenderal itu pun mengklaim para penyerang telah memasuki Semenanjung Sinai Mesir melalui terowongan dari Jalur Gaza yang terkepung. Dia menambahkan bahwa serangan itu dilakukan dengan bantuan suku Badui, yang telah direkrut melalui insentif keuangan.
Menurut keterangan jenderal anonim tersebut, Israel telah memberi tahu Mesir mengenai nama “sembilan teroris” yang terlibat dalam serangan itu. Menurutnya, mereka adalah bagian dari kelompok yang dijuluki “Tauhid wal Jihad,” yang berbasis di Gaza dan bagian Semenanjung Sinai.
Sumber tanpa nama CNN ini pun mengatakan militer Mesir telah mengirim bala bantuan ke Sinai pada hari Kamis berdasarkan informasi yang diberikan oleh Israel.
Pada Minggu malam, sebuah serangan oleh para penyerang tak dikenal terjadi di dekat perbatasan Mesir dengan Jalur Gaza, menyebabkan 16 penjaga perbatasan tewas dan beberapa orang lainnya terluka. Sejumlah kelompok, termasuk Ikhwanul Muslimin Mesir dan Hamas di Jalur Gaza dengan suara bulat mengutuk serangan itu. (althaf/arrahmah.com)