RIYADH (Arrahmah.com) – Menlu AS, Hillary Clinton, tiba di Riyadh pada hari Jumat (30/3/2012) untuk bertemu dengan Raja dan Menteri Luar Negeri Saudi dalam rangka mendorong negeri minyak itu untuk memberikan tekanan pada Suriah.
“Clinton telah tiba di Riyadh untuk melakukan pembicaraan dengan para pejabat senior Saudi,” kata seorang juru bicara kedutaan besar AS untuk Arab Saudi.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan awal pekan ini bahwa Clinton akan bertemu Jumat (30/3) di Riyadh dengan Raja Saudi Abdullah dan Menteri Luar Negeri, Pangeran Saud al-Faisal.
Pada hari Sabtu (31/3), dia akan bertemu dengan para menteri dari lima tetangga Arab Saudi -Kuwait, Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab dan Oman- sebelum melakukan pertemuan yang lebih luas pada hari Minggu (1/4) dengan para pejabat Arab, Turki, dan Barat di Istanbul.
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan perdana Clinton di Tunis pada akhir Februari untuk merespon isu kegagalan Barat dan Arab untuk memenangkan dukungan Rusia dan Cina di Dewan Keamanan PBB.
Ajudan Clinton mengatakan bahwa sang menlu akan membahas cara untuk membuat Presiden Bashar al-Assad patuh pada rencana baru mengakhiri tindakan keras terhadap gerakan ‘pro-demokrasi’, merumuskan sanksi lebih lanjut terhadap rezim diktator itu, dan mempertimbangkan cara-cara untuk membantu oposisi yang akan hadir di Istanbul.
Kunjungannya ini terjadi sehari setelah Assad mengatakan bahwa dia tidak akan memberikan ruang sedikitpun bagi keberhasilan enam poin rencana perdamaian PBB-Liga Arab. Assad mengancam bahwa ia hanya akan mematuhi semua rencana itu jika kekuatan asing menghentikan “tindakan teror” di Suriah.
Jurubicara Departemen Luar Negeri AS, Mark Toner, menyebut pernyataan Assad ini sebagai pernyataan yang meremehkan dan ia mendesak Assad untuk menghentikan kekerasan segera. (althaf/arrahmah.com)