HELSINKI (Arrahmah.com) – Menlu AS, Hillary Clinton, pada hari Rabu (27/6/2012) mengucapkan selamat pada presiden Mesir yang baru terpilih, dan memperingatkan bahwa pemilihan ini hanyalah langkah awal menuju demokrasi yang sesungguhnya.
“Kami telah mengucapkan selamat pada Presiden Morsi dan rakyat Mesir karena meneruskan jalan menuju transisi demokrasi,” kata Clinton pada wartawan di Helsinki.
Mohammed Morsi, kandidat dari Ikhwanul Muslimin yang pernah dilarang di Mesir era Mubarak, saat ini sedang membentuk kabinet baru setelah ia diumumkan sebagai pemenang dalam pemilihan presiden pertama Mesir pada hari Minggu lalu.
“Kami telah mendengar beberapa pernyataan yang cukup positif sejauh ini (dari Morsi),” lanjut Clinton sambil memuji Morsi karena bersumpah untuk menghormati kewajiban internasional, “yang dalam pandangan kami berarti juga memelihara perjanjian damai dengan Israel” yang ditandatangani pada 1979 dan dikhawatirkan akan dijauhi saat kelompok Islam itu menduduki kekuasaan.
Namun, Clinton memperingatkan bahwa “satu pemilihan ini tidak berarti demokrasi sudah final dilakukan.” Menurutnya, “pemilihan yang bersejarah ini merupakan awal dari kerja keras dan kerja keras membutuhkan pluralisme, menghormati hak-hak minoritas, serta mewujudkan independensi peradilan dan media.”
“Kami berharap Presiden Morsi memperlihatkan komitmennya pada inklusivitas yang dimanifestasikan oleh wakil-wakil dari kaum perempuan Mesir, dari komunitas Kristen Koptik, komunitas sekuler, non-relijius, dan para pemuda,” tambahnya.
Clinton juga berbicara pada militer Mesir yang awal bulan ini mengakui kekuasaan legislatif setelah membubarkan parlemen menyusul perintah pengadilan, dan yang mempertahankan pengaruh besar pada pembuatan kebijakan.
“Militer layak untuk memperoleh pujian karena berhasil memfasilitasi pemilihan yang bebas, adil, dan kredibel,” kata Clinton.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta, Rabu (27/6) berbicara dengan kepala militer yang berkuasa, Marsekal Hussein Tantawi, dan memuji para jenderal atas “dukungan pengamanan mereka terhadap pemilihan presiden yang bebas dan adil,” kata juru bicara Pentagon di Washington.
“Panetta dan Tantawi menegaskan nilai hubungan strategis abadi antara Amerika Serikat dan Mesir, dan mencatat peran Mesir sebagai pilar perdamaian dan stabilitas regional,” kata sekretaris pers, George Little, dalam sebuah pernyataan. (althaf/arrahmah.com)