WASHINGTON (Arrahmah.com) – Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton telah menyatakan bahwa misi AS di Afghanistan hanya untuk memberantas Al-Qaidah dan bukan untuk membangun demokrasi modern.
Clinton mengkritik kebijakan-kebijakan mantan presiden George W. Bush di Afghanistan dalam sebuah wawancara dengan ABC News hari Minggu (15/11).
“Saat ini berbeda dengan sebelumnya ketika orang-orang datang pada acara anda dan berbicara tentang bagaimana kami akan membantu Afghanistan membangun demokrasi modern dan menjadikannya sebagai negara yang lebih berfungsi, dan melakukan semua hal indah ini,” tegas Clinton.
Pemerintahan Bush telah berjanji untuk menyebarkan demokrasi di Afghanistan tahun 2001 setelah meruntuhkan kekuasaan Taliban melalui invasi yang dipimpin Amerika.
Clinton menekankan bahwa Washington mengejar kepentingannya sendiri di negara yang dilanda perang di mana rasa tidak aman dan kemiskinan telah meningkat secara signifikan selama beberapa tahun ini.
“Fokus utama kami adalah keamanan Amerika Serikat dan bagaimana kami melindungi dan melawan serangan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang,” ujarnya.
Clinton juga mengkritik Presiden Afganistan Hamid Karzai atas dugaan korupsi dalam pemerintahannya.
“Harus ada tindakan pemerintah Afghanistan terhadap orang-orang yang telah mengambil keuntungan dari uang yang telah dikucurkan ke Afghanistan dalam delapan tahun terakhir ini sehingga kita dapat melacak dan menindak siapapun. Dan hal ini menunjukkan bahwa tidak ada kebebasan hukum atas para koruptor,” katanya.
Namun, media AS melaporkan pada bulan Oktober bahwa saudara kandung Karzai (Ahmad Wali Karzai) telah menjadi pembantu CIA dalam perdagangan obat bius di Afghanistan.
Karzai sendiri pernah tinggal dan menerima pendidikan di AS selama bertahun-tahun dan dilaporkan secara luas menjadi kaki tangan AS di Afghanistan.
Selain itu, perbedaan mengenai kebijakan selanjutnya dalam misi Afghanistan ini terjadi di antara beberapa pejabat tinggi AS.
Duta Besar AS untuk Kabul, Karl Eikenberry, baru-baru ini menyatakan keberatan serius tentang pengiriman lebih banyak pasukan ke Afghanistan jika pemerintahan Karzai masih ada dalam genggaman korupsi.
Sementara itu, komandan Amerika Serikat dan NATO Stanley McChrystal telah memperingatkan bahwa perang akan menemui kekalahan kecuali lebih dari 40.000 tentara segera dikirim ke Afghanistan.
Presiden AS Barack Obama diperkirakan tidak akan mengumumkan keputusan akhir mengenai masalah tersebut selama beberapa minggu ini. (althaf/prtv/arrahmah.com)