WASHINGTON (Arrahmah.com) – Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodham Clinton pada hari Selasa (23/2) menyeru Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam rangka mendorong proses pengendalian senjata nuklir yang dikerangkai oleh perjanjian baru antara kedua negara.
Dalam pembicaraan telepon yang berlangsung selama 15 menit, Clinton mendorong Rusia untuk terus bergerak dan berusaha keras agar AS-Rusia dapat mencapai kesepakatan dalam beberapa minggu berikutnya, sebagaimana dikatakan oleh juru bicara Departemen Luar Negeri AS Philip Crowley.
“Masih ada beberapa rincian yang harus dikerjakan. Kami berharap kami bisa melakukan itu dalam beberapa hari mendatang,” kata Crowley.
Negosiator dari kedua belah pihak, yang saat ini ada di Jenewa, masih berusaha untuk menuntaskan perjanjian kendali persenjataan nuklir baru untuk menggantikan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (START), yang berakhir pada 5 Desember tahun lalu.
Di bawah perjanjian baru yang dinilai lebih ambisius dan penuh inisiatif ini, Presiden Barack Obama dan Presiden Dmitry Medvedev, harus mengurangi hulu ledak nuklir masing-masing menjadi 1.500 hingga 1, 675 unit, sementara peluncur akan terbatas pada 500 sampai 1.000.
Baik Obama dan Medvedev mempertimbangkan proses pengendalian senjata pemusnah massal ini sebagai langkah penting untuk meningkatkan kepercayaan antara kedua negara.
Kedua pemimpin itu berjanji untuk bekerja sama melalui perjanjian START untuk memastikan bahwa perjanjian baru mengenai nuklir strategis ini mulai berlaku secepat mungkin. (althaf/xnh/arrahmah.com)