BEIJING (Arrahmah.com) – Saat India dan Pakistan tetap terjerat dalam status tenaga nuklir mereka yang hancur, Cina berusaha angkat suara, mengingatkan dunia, pada Jumat (1/3/2019) bahwa dua negara tersebut bukan anggota sah dari klub eksklusif, dan Beijing tidak mengakui kekuatan nuklir keduanya.
Komentar itu datang melalui juru bicara kementerian luar negeri yang mengatakan bahwa Cina tidak memiliki niat untuk mengakui Korea Utara sebagai kekuatan nuklir.
“Tiongkok tidak pernah mengakui India dan Pakistan sebagai negara nuklir. Posisi kami dalam hal ini tidak pernah berubah,” kata juru bicara Cina, Lu Kang, pada konferensi pers media di Beijing, Press Trust of India mengatakan.
Amerika Serikat telah membantu India dalam memperoleh tingkat legitimasi sebagai kekuatan nuklir, tetapi keberatan Cina telah menghentikan semua legitimasi langsung.
Sebagaimana tidak pernah diakuinya India dan Pakistan sebagai kekuatan nuklir, Cina pun mengesampingkan status seperti itu bagi Korea Utara setelah pertemuan puncak kedua yang gagal antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Vietnam.
Komentar Cina tentang status nuklir saingan Asia Selatan ini muncul setelah kekhawatiran global akan pecahnya perang antara kedua negara.
Pakistan pada Jumat (1/3) mengembalikan seorang pilot Angkatan Udara yang ditangkapnya ke India setelah pesawatnya ditembak jatuh di atas Pakistan pada Rabu.
Cina telah memblokir masuknya India ke dalam Kelompok Pemasok Nuklir (NSG) yang beranggotakan 48 orang dengan alasan bahwa New Delhi belum menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT).
India mengatakan telah menjatuhkan bom di “kamp-kamp teror” di dalam wilayah Pakistan dan menewaskan “sejumlah besar teroris”. Tapi, Pakistan menolak klaim tersebut.
Setelah India mengajukan permohonan keanggotaan NSG, Pakistan juga mengajukan permohonan yang sama. Sementara Cina menyerukan pendekatan dua langkah yang menyatakan bahwa anggota NSG pertama-tama harus tiba di seperangkat prinsip untuk penerimaan negara-negara non-NPT ke dalam NSG dan kemudian lanjutkan diskusi tentang kasus-kasus tertentu. (Althaf/arrahmah.com)