BEIJING (Arrahmah.com) – Salah satu wilayah di Cina memerintahkan setiap pengemudi kendaraan untuk memasang alat pelacak lokasi GPS dalam rangka mengawasi gerak-gerik kaum Muslim, mirror.co.uk melansir pada Selasa (21/2/2017).
Kebijakan aparat kepolisian daerah ini dirancang agar pemerintah dapat mengontrol kaum Uighur, minoritas Muslim di Cina yang diklaim pemerintah sebagai radikalis.
Siapa saja yang enggan mematuhi peraturan baru ini akan ditolak untuk mengakses pom-pom bensin dan tidak dapat menjual kendaraan yang mereka miliki.
Aturan kejam ini diberlakukan di Bayingolin Mongol, provinsi Xinjiang.
Para pengemudi diberi batas waktu hingga akhir Juni tahun ini untuk memasang sistem navigasi Beidou di kendaraan mereka dengan biaya £ 25 per tahun.
Isu ini merupakan yang terbaru dalam serangkaian langkah-langkah pengawasan yang dirancang pemerintah untuk melawan kekerasan di kawasan tersebut, The Times melaporkan. Kebijakan ini memiliki kemungkinan untuk diberlakukan di seluruh penjuru Xinjiang, menurut laporan.
Ahli politik Cina, Dr James Leibold, dosen senior di La Trobe University di Melbourne, mengatakan pihak berwenang tengah menciptakan “negara polisi” di wilayah tersebut. Faktanya, 30.000 personil kepolisian tambahan diturunkan tahun lalu di Xinjiang dan pihak berwenang telah berinvestasi besar untuk mengembangkan teknologi yang mampu memantau pergerakan warga.
Menjelaskan efek dari kebijakan GPS ini, Dr Leibold mengatakan: “Efek jangka pendeknya bisa jadi mengurangi jumlah serangan, tapi implikasi jangka panjangnya lebih rumit.”
“Kebencian semakin meningkat dan ketidakpercayaan semakin tumbuh antara populasi Han dan Uighur.” (althaf/arrahmah.com)