KABUL (Arrahmah.id) — Cina telah menempatkan seorang duta besar baru untuk Afghanistan, menandai pertama kalinya penunjukkan seorang utusan asing di tingkat duta besar sejak kembali berkuasanya Taliban atau Imarah Islam Afghanistan (IIA)pada pertengahan Agustus 2021 lalu.
Kementerian Luar Negeri Taliban mengatakan, seperti dilansir VOA (13/9/2023), bahwa Perdana Menteri Mohammad Hassan Akhund telah menerima surat-surat kepercayaan Duta Besar Cina Untuk Afghanistan Zhao Xing dalam sebuah upacara di ibu kota Kabul.
Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi mengikuti langkah Akhund menyambut utusan Cina itu di Istana Kepresidenan.
Cina belum memberikan isyarat apakah penempatan Zhao itu akan disusul dengan pengakuan resmi pemerintahan IIA.
Dalam pernyataan tertulisnya Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan “ini merupakan rotasi normal duta besar Cina untuk Afghanistan, dan dimaksudkan untuk terus memajukan dialog dan kerjasama di antara Cina dan Afghanistan.” Ditambahkan, “Kebijakan Cina atas Afghanistan jelas dan konsisten.”
Belum ada satu negara pun yang mengakui secara resmi IIA sejak mereka mengambil alih kekuasaan dari pemerintah yang didukung Amerika Serikat (AS) pada pertengahan Agustus 2021, ketika pasukan NATO yang dipimpin AS ditarik mundur hampir 20 tahun setelah terlibat dalam perang di Afghanistan.
Masyarakat internasional telah menyerukan pihak berwenang Afghanistan yang fundamentalis untuk melonggarkan akses perempuan untuk memperoleh pendidikan dan memiliki pekerjaan, sebelum mengakui mereka sebagai pemerintah sah Afghanistan.
Kantor Muttaqi dikutip sebagai mengatakan penunjukkan Duta Besar Cina Untuk Afghanistan Zhao Xing sebagai “suatu langkah signifikan yang membawa pesan signifikan.”
Pendahulu Zhao, Wang Yu, mulai menjabat pada tahun 2019 dan menyelesaikan tugasnya bulan lalu.
Dalam pernyataan tertulis IIA, mengutip pernyataan Zhao pada Muttaqi, disampaikan bahwa “Cina menghormati kedaulatan nasional, kemerdekaan dan integritas wilayah Afghanistan, dan tidak akan pernah mencampuri urusan dalam negeri Afghanistan.” Ditambahkan, Duta Besar Zhao memuji “kemajuan ekonomi dan pemulihan keamanan yang signifikan,” yang dibuat Afghanistan dalam dua tahun terakhir ini.
Ada sekitar 20 negara yang memiliki kantor kedutaan besar di Kabul dan dikelola oleh beberapa diplomat senior yang menggunakan nama jabatan “kuasa usaha,” yang tidak perlu menunjukkan surat-surat kepercayaan pada negara tuan rumah. India, Iran, Pakistan, Qatar, Rusia, Uni Emirat Arab dan Uzbekistan adalah beberapa negara yang telah mempertahankan atau telah membuka kembali misi diplomatik mereka di Afghanistan pasca pengambilalihan oleh IIA.
Menurut sumber-sumber diplomatik di Kabul, sejumlah duta besar yang ditunjuk pada masa pemerintahan Ashraf Ghani yang kini sudah bubar, tetap tinggal di Kabul. Sebagian lainnya hampir menyelesaikan masa jabatan mereka. (hanoum/arrahmah.id)