NEW YORK (Arrahmah.com) – Cina, yang didukung oleh Rusia, memblokir pernyataan singkat Dewan Keamanan PBB terhadap Myanmar pada Jum’at (17/3/2017), para diplomat mengatakan, setelah 15 anggota badan tersebut bertemu untuk membahas situasi di negara bagian Rakhine.
Kantor hak asasi manusia PBB bulan lalu menuduh militer Myanmar melakukan pembunuhan massal dan pemerkosaan terhadap Muslim Rohingya serta membakar desa mereka sejak Oktober.
Kepala urusan politik PBB Jeffrey Feltman memimpin pertemuan tertutup yang didesak Inggris sebelumnya.
“Kami mengedepankan beberapa unsur pers tapi tidak ada konsensus di dalam ruangan,” Duta Besar Inggris untuk PBB Matthew Rycroft, presiden dewan selama Maret, mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan.
Pernyataan seperti itu harus disepakati oleh konsensus. Para diplomat mengatakan Cina, yang didukung oleh Rusia, memblokir pernyataan itu.
Menurut laporan Reuters, pernyataan tersebut termasuk mengungkapkan keprihatinan atas pertempuran baru di beberapa bagian negara dan menekankan pentingnya akses kemanusiaan ke semua daerah.
Sekitar 75.000 orang telah melarikan diri dari Rakhine ke Bangladesh sejak militer Myanmar memulai operasi keamanan Oktober lalu menanggapi apa yang diklaim serangan gerilyawan Rohingya di pos perbatasan di mana sembilan polisi tewas.
Uni Eropa pada Kamis (16/3) menyerukan PBB untuk mengirim misi pencari fakta internasional mendesak Myanmar untuk menyelidiki tuduhan penyiksaan, pemerkosaan dan eksekusi oleh militer terhadap Muslim Rohingya.
Sementara itu, setelah pertemuan dewan tertutup pada bulan November dan di tengah semakin khawatirnya negara-negara Barat tentang sikap pemerintah Myanmar, Aung San Suu Kyi mengatakan kepada para diplomat di ibukota, Naypyitaw, bahwa negaranya sedang diperlakukan tidak adil. (althaf/arrahmah.com)