BEIJING (Arrahmah.com) – Dalam kunjungannya ke Islamabad baru-baru ini, menlu Cina, Yang Jiechi, meminta pemerintah Paksitan untuk mengambil tindakan terhadap etnis Uyghur yang berada di daerah perbatasan, Friday Times melaporkan, Jumat (8/6/2012).
Pakistan dan Cina telah menjalani hubungan yang cukup bersahabat selama lebih dari enam dekade, namun Beijing baru-baru ini mengekspresikan Beijing baru-baru ini menyatakan kecemasannya atas dugaan keterkaitan antara kelompok Islam Pakistan dan Gerakan Islam Turkistan Timur (ETIM). Pihak berwenang Cina mengatakan prihatin atas kehadiran ETIM di wilayah Pakistan, di mana mereka mengatakan para anggota kelompok tersebut diberi pelatihan jihad sebelum mereka menyeberang ke Xinjiang untuk melakukan serangan teror. Tapi mereka tidak membahas masalah tersebut secara terbuka untuk memastikan mereka tidak mempermalukan Pakistan.
Dalam pernyataan 5 April lalu, Departemen Keamanan Publik Cina menerbitkan daftar enam teroris dengan profil mereka, dan mereka diklaim beroperasi di Asia Selatan, tanpa menyebut nama Pakistan. Menurut daftar Cina, Nurmemet Memetmin, yang digambarkan sebagai “komandan ETIM tersebut”, dijatuhi hukuman 10 tahun penjara di “negara Asia Selatan”, tetapi ia melarikan diri pada tahun 2006 dan telah merencanakan serangan baru terhadap Cina, termasuk serangan akhir Juli terhadap warga sipil di Kashgar. Setelah serangan Kashgar, pihak berwenang Cina telah mengundang kepala Inter-Services Intelligence, Letnan Jenderal Ahmed Shuja Pasha, ke Beijing pada bulan Agustus dan mengatakan kepadanya para ‘ekstrimis’ Cina diduga telah dilatih di daerah kesukuan Pakistan.
Pada bulan Maret, gubernur Xinjiang, Nur Bekri, telah memperingatkan Cina menghadapi jaringan militan yang bercokol di negara tetangga, media China melaporkan. Saat ditanya tentang koneksi Pakistan dengan ETIM, Bekri mengatakan: “Kami telah menemukan bahwa aktivis (Gerakan Islam) Turkistan Timur dan teroris di negara-negara tetangga kami memiliki seribu satu link”. Di masa lalu, Cina menyalahkan kekerasan di Xinjiang pada ETIM, Hizbut Tahrir, dan pemimpin Kongres Uighur Dunia Rebia Kadeer, tapi tidak pernah terlibat negara lain.
Xinjiang, yang berbatasan dengan Pakistan dan Afghanistan, adalah rumah bagi etnis Uighur, etnis berbahasa Turki dan sebagian besar Muslim yang membuat sekitar 40 persen dari populasi di kawasan itu.
Didirikan pada tahun 1997, ETIM berjuang untuk membebaskan mayoritas Muslim provinsi Xinjiang (juga disebut Turkistan Timur) dari Cina. Pemerintah Cina mengklaim kelompok tersebut – terkait dengan Al Qaeda dan bertanggung jawab atas kerusuhan di provinsi tersebut. (althaf/arrahmah.com)