ANKARA (Arrahmah.com) – Cina membalas dengan kritik Turki atas perlakuannya terhadap orang-orang Uighur dan membantah laporan bahwa seorang penyair dan musisi terkemuka dari etnis minoritas Muslim disiksa sampai mati di penjara, lapor Al Jazeera, Senin (11/2/2019).
Kedutaan besar Tiongkok di Turki mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penyair, Abdurehim Heyit, yang berusia 57 tahun, dalam keadaan sehat setelah sejumlah laporan muncul dan menyatakan bahwa ia telah meninggal ketika menjalani hukuman penjara delapan tahun.
China Radio International milik pemerintah merilis video berdurasi 25 detik dari Heyit yang berwajah pucat, bertanggal 10 Februari, di mana ia mengatakan sedang diselidiki karena “diduga melanggar undang-undang nasional”.
“Sekarang saya ada dalam kondisi yang sehat dan tidak pernah disiksa,” katanya, menurut video.
Juru bicara kementerian luar negeri Cina, Hua Chunying, menyatakan pada sebuah pengarahan pada Senin (11/2) bahwa video itu membuktikan bahwa Heyit masih hidup.
“Turki telah melakukan kesalahan yang sangat fatal, sangat tidak bertanggung jawab,” katanya. “Bagaimana mereka bisa mengatakan dia sudah meninggal?”
“Kami berharap orang-orang Turki yang relevan dapat membedakan antara benar dan salah dan memperbaiki kesalahan mereka,” tambahnya. (Althaf/arrahmah.com)