WASHINGTON (Arrahmah.com) – CIA telah menghentikan operasi pembantaian yang dilakukan pesawat tak berawaknya terhadap wilayah kesukuan Pakistan dalam upaya untuk memperbaiki hubungan dengan salah satu sekutunya di wilayah Asia, sebuah laporan mengatakan.
Penghentian diam-diam ini bertujuan untuk memperbaiki hubungan AS yang menegang dengan Islamabad setelah baru-baru ini pasukan NATO melakukan serangan udara pada dua pos pemeriksaan militer di perbatasan Pakistan, tepatnya di wilayah Mohmand, yang membunuh 24 tentara Pakistan.
Amerika Serikat melakukan penyelidikan bersama dengan aliansi militer NATO, dan mengklaim bahwa serentetan bencana tersebut disebabkan oleh kesalahan komunikasi. Namun, Pakistan bersikeras menolak hasil penyelidikan tersebut.
Serangan mematikan ini mendorong otoritas Pakistan untuk menutup penyeberangan yang biasa digunakan aliansi militer Barat sebagai rute untuk menyuplai bahan bakar dan perlengkapan lainnya bagi pasukan salibis asing di Afghanistan.
Keputusan untuk menangguhkan operasi drone ini juga muncul di tengah perdebatan yang cukup intensif dalam pemerintahan Obama sendiri mengenai masa depan perang pesawat rahasia CIA di Pakistan.
Sementara, beberapa pejabat di Departemen Luar Negeri dan Dewan Keamanan Nasional AS menyebut serangan drone kontraproduktif. Beberapa pejabat intelijen AS bahkan mendesak CIA untuk mengembalikan fungsi pesawat yang sudah beroperasi pasca 11 September 2001 itu pada operasi spionase.
Serangan udara AS, yang diprakarsai oleh mantan Presiden AS George W. Bush, telah meningkat intensitasnya di bawah kepemimpinan Presiden Barack Obama.
Hubungan antara Islamabad dan Washington pun semakin memburuk akibat serangan ilegal AS yang diklaim Pakistan melanggar kedaulatannya.
Setelah serangan pimpinan NATO di wilayah Mohmand Pakistan, Islamabad memperingatkan bahwa ia akan menembak jatuh setiap pesawat mata-mata Amerika yang melanggar wilayah udaranya.
Sementara pemerintah AS menolak untuk selalu terbuka mendiskusikan serangan udara di Pakistan. Namun, Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta, mengakui pada 11 Oktober lalu bahwa AS sedang berperang di Pakistan, dengan menggunakan pesawat. (althaf/arrahmah.com)